Lalu apa yang harus dilakukan untuk kemajuan koperasi di negeri ini ?
“Koperasi dibesarkan bukan dengan aturan-aturan atau dengan melibatkan lembaga pengawasan yang lebih gede lagi, seperti OJK,” tandas Rizal Ramli.
Panel ahli bidang ekonomi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan mantan Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur ini juga menyoroti umumnya lembaga koperasi di Indonesia kurang profesional dan kurang transparan.
Karena itu misalnya ia menyarankan untuk menunjukkan transparansi koperasi perlu menyampaikan laporan keuangan secara berkala, yaitu tiga bulan sekali di media massa. Supaya anggota dan masyarakat umum mengetahui.
Selain itu, lanjutnya, harus ada target bagi lembaga koperasi, misalnya berapa besar kontribusinya untuk perekonomian nasional, terhadap lapangan kerja, bagaimana total kreditnya, dan beberapa hal lainnya.
“Tidak ada kata terlambat untuk membesarkan koperasi, yang ada hanya pemimpin yang berpikir lambat,” ujar Rizal Ramli.
Yang juga menarik, kehadiran tokoh nasional Rizal Ramli di Universitas Padjadjaran, kampus Dipatiukur ini ternyata juga membekaskan banyak kenangan.
Kunjungan Rizal Ramli ini ibarat napak tilas. Sebagai pimpinan mahasiswa ITB di tahun 1978 kala itu ia merupakan salah satu tokoh yang membangun jaringan aksi demonstrasi dengan para mahasiswa Universitas Padjadjaran dalam menentang otoritarianisme Soeharto, yang menyebabkannya dipenjara selama satu setengah tahun di Sukamiskin, Bandung.
Aksi tersebut merupakan salah satu catatan mengenai track record Rizal Ramli dalam menegakkan demokrasi di Indonesia.