HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ternyata pernah menjadi korban pembohongan yang dilakukan oleh Bharada Richard Eliezer.
Dalam kesaksiannya yang disampaikan persidangan untuk terdakwa Kuat Ma’ruf dan Bripka Ricky Rizal, Richard menegaskan bahwa dirinya berani membohongi jenderal bintang empat tersebut karena diperintah secara langsung oleh Ferdy Sambo.
“Pertama kali dipanggil Kapolri itu ada pak FS di depan, sebelum masuk ruangan ada pak FS di depan, ‘Kau jelaskan saja sesuai skenario itu.’ Pada saat itu saya sempat bohongi Pak Kapolri juga,” kata Richard dalam kesaksiannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (1/12).
Richard kemudian menegaskan, kebohongan itu hanya bisa dilakukannya satu kali saat masih bersama Ferdy Sambo. Barulah saat dirinya sudah dipisahkan dari mantan atasannya tersebut, dirinya membuka kasus tersebut secara keseluruhan saat bertemu kali kedua dengan Listyo Sigit. “Pertemuan kedua sudah terbuka,” imbuhnya.
Eksekutor penembak Brigadir Yosua itu pun beralasan, dirinya mau mengikuti semua perintah Sambo karena khawatir nasibnya bakal berakhir sama dengan rekannya.
“Saya pada saat dia kasih tahu skenario pembunuhan ke saya di Saguling pikiran saya, saya akan sama seperti almarhum yang mulia,” ungkapnya.
Richard pun menegaskan, pangkat yang berbeda jauh itupun menjadi alasan dia merasa takut dan merasa harus mematuhi perintah Ferdy Sambo.
“Ini jenderal bintang dua menjabat sebagai Kadiv Propam, Yang Mulia. Dan posisi saya saat itu sampai saat ini, jabatan saya Bharada, pangkat terendah. Dari pangkat saya bisa lihat rentang pangkat itu bagai langit dan bumi,” bebernya.
Dengan kondisi yang telah terjadi saat ini, Richard kemudian menegaskan dirinya merasa berdosa dan bersalah karena mengikuti skenario yang dibuat Sambo untuk membunuh Yosua.
“Saya merasa berdosa, merasa bersalah. Karena saya mengikuti apa yang diperintahkan beliau,” ujarnya.