Berita Holopis HOLOPIS.COM, JAKARTA – Jerman menunjukkan gestur tutup mulut saat berpose untuk foto tim jelang kick-off melawan Jepang pada pertandingan pertama Grup E Piala Dunia 2022 di Stadion Internasional Khalifa, Rabu (23/11). Aksi tutup mulut para pemain Die Nationalmannschaft dilakukan sebagai bentuk protes kepada FIFA yang melarang mereka memakai ban kapten pelangi “One Love” sebagai kampanye ramah LBGT.

Beberapa negara, selain Jerman, ada Inggris, Wales, Belanda, Belgia, Prancis, Norwegia, Swedia, Denmark, dan Swiss merasa frustrasi dengan kebijakan tersebut.

Aksi Protes tersebut bukan kali pertama melakukan protes di Piala Dunia. Mengutip Sportbible, ada beberapa aksi protes lain di Piala Dunia sejak kali pertama diselenggarakan pada 1930.

Aksi protes tersebut tidak hanya terjadi antara kontestan dengan FIFA, melainkan juga skandal dan kontroversi internal Tim.

Berikut daftar empat aksi protes, skandal, dan kontroversi terbesar yang terjadi di Piala Dunia Dikutip Holopis.com dari berbagai sumber.

1. Boikot Uruguay di Piala Dunia 1934

Sang juara bertahan, Uruguay, memilih memboikot turnamen yang diadakan di Italia.

Penyebabnya, Uruguay masih kecewa dengan minimnya tim-tim Eropa yang tampil di Piala Dunia edisi pertama yang digelar di negaranya. Negara Eropa yang tampil di Piala Dunia 1930 hanya Prancis, Yugoslavia, Rumania, dan Belgia.

2. Kontroversi Saltillo di Piala Dunia 1986

Kontroversi ini datang dari Timnas Portugal. “Saltillo” berasal dari nama kota markas Portugal selama melakoni Piala Dunia 1986 yang digelar di Meksiko. Berbagai skandal internal terjadi saat Portugal bermarkas di Saltillo tersebut.

Portugal dibuat marah oleh beberapa masalah, seperti fasilitas di Saltillo yang buruk, tidak dibayar untuk iklan sehingga terjadi konflik antara pemain dan federasi.

Gara-gara rangkaian masalah internal ini, Portugal tersingkir di fase penyisihan grup dengan berada di dasar klasemen Grup F.

Sementara sepak bola Portugal butuh satu dekade untuk pulih dari skandal tersebut.

3. Skandal Timnas Prancis di Piala Dunia 2010

Timnas Prancis menjadi buah bibir di Piala Dunia 2010 lantaran konflik internal yang melibatkan pemain dan pelatih.

Konflik yang sudah terjadi sejak 2006 itu memuncak dan pecah saat Les Bleus tampil di Piala Dunia 2010. Pemain yang sudah tak sejalan dengan sang pelatih, Raymond Domenech, sampai memboikot sesi latihan tim.

Penyerang Nicolas Anelka memilih meninggalkan tim di tengah turnamen, beberapa pemain menerima sanksi dari Federasi Sepak Bola Prancis (FFF), dan Prancis hancur lebur di Piala Dunia 2010.

4. Invasi Anti-Putin di Piala Dunia 2018

Piala Dunia 2018 yang berlangsung di Rusia menjadi ajang protes, setidaknya bagi Pussy Riot. Grup punk rock asal Moskow ini menjadikan Piala Dunia sebagai media protes mereka untuk menyuarakan terkait pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Aksi itu mereka lakukan saat duel final Prancis versus Kroasia dengan tujuan menyerukan pembatasan kekuasaan kepolisian dan reformasi lainnya di Rusia.