HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Rakyat Bangkit menyatakan diri menolak agenda Konferensi Tingkat Tinggi Global 20 Presidensi (KTT G20) yang akan diselenggarakan di Pulau Dewata, Bali.
Penolakan BEM SI tersebut diumumkan tiga hari sebelum event internasional itu digelar. Hal ini terlihat dari postingan BEM SI melalui akun Instagram ofisial mereka @bem_si pada hari Sabtu (12/11).
Menurut BEM SI, KTT G20 adalah proyek Amerika Serikat yang bertujuan untuk menjalankan misinya sebagai negara besar.
“KTT G-20 ini adalah sebuah proyek yang digagas oleh imperialis utama, yaitu Amerika Serikat untuk melancarkan kepentingan negaranya demi melanggengkan posisinya pada kuasa adidaya dunia,” tulis BEM SI yang dipimpin oleh Presiden Mahasiswa IPB Muhammad Yuza Augusti dikutip Holopis.com, Minggu (13/11).
Kemudian, mereka menilai bahwa sejak dibentuknya G-20, forum tersebut sama sekali tidak melahirkan berbagai solusi konkret untuk mengatasi segala permasalahan krusial dunia.
“Seperti isu kesehatan, isu energi, dan isu transformasi digital. Hasil dari G-20 ini sering kali hanya menguntungkan Amerika Serikat tanpa adanya solusi berarti bagi dunia secara luas,” ujar mereka.
Lebih lanjut, Yuza dan kawan-kawannya itu menilai bahwa selama berjalannya G-20 tersebut, cenderung tampak adanya kepentingan elitis yang tidak menguntungkan rakyat. Untuk itu, mereka menilai bahwa kegiatan KTT G20 tersebut perlu dikritisi bersama-sama dan harus ditolak dengan suara yang lantang.
“Diskusi para pemimpin yang seharusnya melahirkan solusi konkret bagi masyarakat malah menjadi penggalangan kepentingan untuk melanggengkan kepentingan elitis. Bubarkan G 20, G-20 malapetaka,” pungkasnya.
Sekedar diketahui Sobat Holopis, bahwa kegiatan KTT G20 Presidensi akan diselenggarakan selama 2 (dua) hari, yakni tanggal 15-16 November 2022 di Nusa Dua, Bali. Rencananya, akan ada 17 pimpinan negara yang akan hadir dalam event dunia itu.