HOLOPIS.COM, MYANMAR – Presiden Jokowi menaruh harapan besar kepada pemerintah Republik Rakyat Tiongkok untuk dapat berperan serta dalam membantu menangani ancaman krisis global di kawasan ASEAN.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat berbicara di pertemuan KTT ASEAN – Republik Rakyat Tiongkok (RRT) ke-25, di Phnom Penh. Di hadapan pemerintah RRT, Jokowi mendorong perdamaian dan stabilitas kawasan harus dijaga dan konflik tidak boleh terjadi.
“Sebagai negara besar di kawasan, RRT punya tanggung jawab untuk ciptakan situasi kondusif. Hal tersebut hanya bisa dicapai dengan membangun strategic trust dan penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982,” kata Jokowi dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (12/11).
Yang utama menurut Jokowi adalah percepatan penanganan konflik Laut China Selatan yang sampai saat ini belum menemukan titik temu.
“Harus menjadi pegangan kita dalam mengelola rivalitas di kawasan dan menyelesaikan isu Laut China Selatan. Jika ini dapat kita bangun, maka kita dapat mewujudkan kawasan Indo-Pasifik sebagai epicentrum of growth,” tegasnya.
Jokowi kemudian menegaskan, peran ASEAN dalam menjaga ketahanan pangan untuk menghadapi ancaman krisis global tersebut. Dengan lebih dari 2 miliar penduduk, Jokowi mengakui menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pangan merupakan tugas berat bagi ASEAN dan RRT.
Saat ini, Jokowi menilai, kawasan masih rentan terhadap supply shocks produk pangan. ASEAN sendiri mengeluarkan 61 miliar dolar AS untuk impor pangan, dan merupakan salah satu konsumen terbesar gandum dan kedelai dunia.
“Saya melihat RRT memiliki kapasitas besar perkuat strategi ketahanan pangan. Kita harus bekerja amankan rantai pasok dan stabilisasi harga pangan. Saya berharap ASEAN – RRT dapat berkolaborasi dalam memastikan buffer cadangan pangan dan mekanisme daurat pangan kawasan, mengembangkan produksi pangan di kawasan, dan investasi pada inovasi pertanian,” pintanya.