HOLOPIS.COM, JAKARTA – Aliansi Barisan Keadilan Rakyat (BKR) menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan.
Dalam aksinya, massa mendesak agar pimpinan KPK Firli Bahuri membuka kembali kasus dugaan tidak pidana suap Pembangkit Listri Tenaga Uap (PLTU) Riau-1 yang melibatkan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto.
“KPK pernah membuka peluang memanggil Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam kasus dugaan suap proyek pembangunan PLTU Riau-1,” kata koordinator aksi BKR, Erwin dalam keterangannya kepada Holopis.com, Senin (7/11).
Ia meminta agar KPK mengklarifikasi mengapa sampai saat ini kasus tersebut terhenti begitu saja tanpa ada kejelasan hukum.
“Sudah saatnya diwujudkan untuk mengklarifikasi juga penyidikan lebih lanjut,” ujarnya.
Erwin juga mengungkit statemen eks Wakil Ketua Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Eni Saragih yang menyebut pertemuan di rumah pribadi Airlangga Hartarto. Hadir di dalam pertemuan itu selain Eni Saragih, ada juga eks pemegang saham Blackgold Natural Resources Ltd Johannes Budi Sutrisno Kotjo, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham, dan Ketua Fraksi Golkar Melchias Markus Mekeng.
Ia menyebut bahwa statemen Eni Saragih itu dikutipnya di dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis, 11 Oktober 2018 silam. Dengan demikian, ia meminta bahwa pengakuan-pengakuan itu harus ditindaklanjuti oleh KPK untuk membongkar tuntas kasus tersebut.
“Kasus ini harus dibongkar secara tuntas,” tegasnya.
Demo berlanjut ke Mabes Polri dan Kejaksaan Agung. Baca di halaman selanjutnya.