HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) di awal September 2022 lalu memberikan efek domino terhadap tingkat inflasi Indonesia.
Tercatat, tingkat inflasi pada periode September 2022 berada di level 5,9 persen. Angka tersebut naik dari periode Agustus 2022 yang sebesar 4,6 persen.
“Inflasi pada bulan Agustus masih bisa kita kendalikan di 4,6, Kuartal kedua 4,9 persen. Tapi karena kenaikan BBM kemarin, inflasi naik sedikit di angka 5,9 persen,” kata Jokowi saat meresmikan pembukaan Trade Expo Indonesia 2022 yang dikutip Holopis.com, Rabu (19/10).
Meski angkanya terkoreksi, Jokowi memastikan inflasi tersebut masih bisa dikendalikan. Dia pun meminta masyarakat untuk membandingkan Indonesia dengan negara lain.
Dia mengklaim bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki growth paling tinggi di antara negara-negara yang tergabung dalam forum G20.
“Ini wajib kita syukuri. Kita termasuk negara yg memiliki growth pertumbuhan ekonomi yg paling tinggi di antara negara2 G20 maupun negara lainnya,” tutur Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi juga bersyukur atas dukungan semua pihak sehingga neraca perdagangan Indonesia dapat mencatatkan surplus selama 29 bulan berturut-turut.
Bahkan pada tahun ini, sejak Januari sampai September, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai USD39,8 miliar.
“Ini jumlah tidak sedikit. Ini juga berkat kerja keras bapak ibu sekalian. Jadi kita semuanya harus tetap optimis,” tandasnya.