HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta dirinya untuk menyiapkan sejumlah skenario terburuk dalam menghadapi badai ekonomi yang mungkin akan terjadi ke depan.

Luhut mengatakan, presiden telah menginstruksikan untuk melakukan stress test atas berbagai skenario tersebut di tengah ancaman perfect storm yakni ketidakpastian ekonomi global akibat adanya ancaman perang nuklir.

Salah satu sektor yang menjadi sorotan Luhut yakni masalah pangan. Dia meminta semua pihak, termasuk pemerintah daerah untuk berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan tersebut.

“Presiden sudah perintahkan kemarin untuk melakukan stress test, untuk juga melakukan seperti tadi masalah pangan, diimbau semua tadi pemerintah daerah, ya seperti perang rakyat semesta saya sebut tentara,” ujar Luhut dalam keterangan yang diterima Holopis.com, Rabu (12/10).

“Seperti saya, di rumah saya, walaupun di Kuningan nanam juga cabai, bawang, paling tidak buat kebutuhan kami dan cucu, sudah jalan berapa lama. Jadi kalau kita semua lakukan itu, kita tidak akan kekurangan, paling tidak ada beberapa basic need yang kita butuhkan,” jelasnya.

Untuk beras, Luhut memastikan bahwa pasokannya saat ini masih terbilang cukup. Namun ia mengaku tak dapat memastikan kondisi ketersediaan salah satu bahan kebutuhan pokok tersebut ke depannya.

“Kalau beras ya memang sampai hari kita saya kira masih sangat cukup, tapi kan ini nggak tahu berapa lama, jadi semua sekarang diupayakan untuk mengarah ke sana,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, purnawirawan Jenderal TNI itu menjelaskan perihal perfect storm yang dihadapi Indonesia saat ini. Ia menjelaskan bahwa ketidakpastian ekonomi dunia dengan adanya kemungkinan situasi terburuk, yakni perang nuklir semakin meningkat.

Dengan adanya hal tersebut, Indonesia sangat perlu untuk menyiapkan skenario terburuk. Stress test juga dinilai perlu untuk dilakukan pada berbagai skenario untuk mengidentifikasi risiko yang dapat menjadi titik lemah perekonomian Indonesia dan langkah-langkah untuk mengatasinya.