HOLOPIS.COM, LABUAN BAJO – Sirene Tsunami Tingkat Kemampuan Dalam Negeri (TKDN) yang dibangun sejak tahun 2021, mulai dioptimalkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Dalam hal ini, mitigasi gempa bumi dan tsunami dilakukan BMKG melalui Stasiun Geofisika Kupang dengan tujuan untuk memberikan peringatan tsunami yang akan menuju ke wilayah Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

“Bunyi sirene tsunami itu bertujuan untuk memberikan peringatan terhadap bahaya ancaman tsunami yang akan menuju ke wilayah Labuan Bajo. Dengan terdengarnya bunyi sirene ini masyarakat dapat segera melakukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi atau aman,” kata Kepala Stasiun Geofisika Kupang, Margiono, Sabtu (27/8)

Sirene tersebut akan mengeluarkan suara, saat BMKG keluarkan peringatan dini tsunami di wilayah Labuan Bajo. Kemudian, peringatan dini itu diterima oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Manggarai Barat.

Nantinya sesuai dengan SOP, petugas yang berada di Pusdalops akan segera melakukan penekan tombol sirene tsunami. Setelah tombol ditekan, gelombang suara sirene akan terkirim ke menara sirene tsunami yang ada di Puncak Waringin. Sirene tsunami pun akan berbunyi saat itu.

“Dengan terdengarnya bunyi sirene ini masyarakat Labuan Bajo dapat segera melakukan evakuasi,” kata dia menjelaskan.

Margiono mengatakan, sirene tsunami adalah salah satu sarana untuk memberikan peringatan dini tsunami dengan cepat. Sirene tsunami adalah salah satu alat dalam sistem mitigasi tsunami di Manggarai Barat.

Masyarakat diminta untuk memahami maksud dan tujuan pembangunan menara sirene tsunami. Selain itu masyarakat juga harus paham dengan bunyi sirene tsunami.