Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr Zubairi Djoerban mengingatkan kepada seluruh masyarakat ahli rebahan dan doyan duduk lama, bahwa ada bahaya besar yang sedang mengintai mereka, yakni kematian dini.

“Sofa memang nyaman. Anda bisa duduk di sana sambil ngopi, baca buku, atau nonton televisi selama berjam-jam. Lebih asik lagi duduk ngemil sambil ngetik di depan laptop dan main game. Betul? Padahal, kebiasaan itu bisa bikin kita meninggal lebih cepat,” kata Prof Zubairi dalam akun Twitter pribadinya @ProfesorZubairi dikutip Holopis.com, Sabtu (27/8).

Ia merujuk pada hasil studi di Simon Fraser University yang dipublikasikan di JAMA Cardiology baru-baru ini, di mana hasil penelitian itu menunjukkan bahwa banyak duduk sangat berpotensi mengakibatkan orang lebih cepat meningal.

“Dan sebenarnya bukan studi pertama juga yang menunjukkan terlalu banyak duduk itu bisa mematikan,” ujarnya.

Kemudian, hasil studi yang ia baca, duduk antara 6 sampai 8 jam menjadi salah satu pemicu orang cepat mengalami kematian. Sebab, duduk selama itu membuat daya pacu jantung tidak maksimal.

“Orang yang menghabiskan 6 hingga 8 jam per hari untuk duduk memiliki peningkatan risiko kematian dini dan penyakit jantung sebesar 12 hingga 13 persen. Kalau 8 jam per hari bahkan memiliki risiko 20 persen lebih tinggi,” tuturnya.

Seseorang yang melakukan duduk terlalu lama bisa memicu naiknya kolesterol di dalam tubuh. Apalagi saat duduk, banyak aktifitas makan dan minum yang bisa menambah berat badan.

“Kalau kita duduknya lama maka kolesterol kita akan naik. Kemudian gula darah terganggu. Lalu, bisa terjadi penumpukan lemak di sekitar perut kita yang kesemuanya memudahkan timbulnya stroke dan jantung,” ucapnya.

Dipaparkan Prof Zubairi, bahwa hasil penelitian di Simon Fraser University tersebut melibatkan 100 orang di 21 negara berbeda. Dan studi tersebut juga dilakukan tidak sebentar, melainkan sekitar 11 tahun.

“Lebih dari 100 ribu orang yang tinggal di 21 negara berbeda selama 11 tahun. Didapati bahwa kombinasi duduk lama dan tidak aktif secara fisik sangat berbahaya. Hampir sama buruknya dengan merokok,” jelas Prof Zubairi.

Pun demikian, duduk yang dimaksud Prof Zubairi adalah mereka yang melakukannya secara konstan. Artinya, seseorang duduk antara 6 sampai 8 jam non stop. Jika masih diselingi dengan olahraga atau aktifitas kardio lainnya, tentu tidak masuk dalam kasus ini.

“Kalau duduknya nonton televisi atau mengetik kemudian keluar sebentar untuk peregangan, ya tidak dalam risiko meninggal lebih cepat,” tandasnya.

Oleh karena itu, Prof Zubairi memberikan saran kepada seluruh masyarakat yang hobi rebahan atau duduk terlalu lama untuk tetap mengisi hari-hari dengan olahraga, sehingga jantung tetap terpacu dengan baik dan gula darah maupun kolesterol bisa dikelola secara alamiah di dalam tubuh.

“Ya bergerak dan aktif. Jangan malas atau mager. Lakukan olahraga selama 30 menit tiap hari. Bergerak sebanyak mungkin dan berprinsip sedikit olahraga itu lebih baik daripada tidak sama sekali,” pungkasnya.