HOLOPIS.COM, JAKARTA – Persatuan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) enggan memberikan penjelasan perbandingan hasil autopsi ulang jenazah Brigadir Yoshua dengan hasil pemeriksaan yang perdana.
Ketua Tim Dokter Forensik, dr Ade Firmansyah berkilah, perbandingan tersebut biarlah nantinya dibuktikan di muka persidangan saja.
“Kalau ada perbedaan atau tidak tentu akan kita lihat saat persidangan nanti. Kita dengarkan keterangan ahli yang pertama dan keterangan dari ahli yang kedua,” kilah Ade usai memberikan hasil ekshumasi ke Bareskrim Polri, Senin (21/8).
Ade juga menyatakan, dari hasil autopsi kedua yang telah dilakukan empat pekan lalu, banyak kekurangan yang menjadi kendala mereka dalam menganalisa jenazah korban.
“Autopsi ulang ini ada plus dan minusnya. Tentu gambaran luka pun pastinya akan lebih baik di otopsi pertama dibandingkam otopsi yang kedua karena ciri ciri luka yang di tubuh sudah tidak fresh,” jelasnya.
Meskipun begitu, Ade menyatakan bahwa dari bantuan berbagai pihak mereka tetap dapat menemukan penyebab utama meninggalnya Brigadir Yoshua.
“Setelah kita review lagi baik dari pemeriksaan tubuh serta gambaran lainnya, kita masih bisa meyakini bahwa luka luka itu adalah luka tembak yang sangat jelas sekali. Jadi tidak ada luka penganiyaan atau pencabutan kuku korban,” tukasnya.