HOLOPIS.COM, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menegaskan bahwa pihaknya tidak akan terburu-buru dalam menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 day reverse repo rate, meski angka inflasi kini sudah berada di level 4,94 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Perry beralasan, pihaknya masih menahan suku bunga acuan di level 3,5 persen lantaran sudah ada kebijakan subsidi serta pengendalian pangan yang dikeluarkan pemerintah.
Dengan adanya berbagai kebijakan itu, serta suku bunga yang masih rendah, Ia berharap agar stabilitas sistem keuangan nasional serta pemulihan ekonomi tetap terjaga di tengah ketidakpastian global.
“Kami juga sementara ini belum perlu menaikkan suku bunga karena ada subsidi dan pengendalian pangan. Jadi kami tidak buru-buru menaikkan suku bunga. Sehingga masih bisa menjaga stabilitas dan pemulihan ekonomi,” jelas Perry dalam Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2022, Kamis (18/8).
Meski demikian, tetap ada sejumlah kebijakan pengendalian inflasi yang diambil, antara lain memastikan pasokan pangan. Kebijakan itu dilakukan dengan melibatkan pemerintah pusat dan daerah. Kemudian ada juga tambahan subsidi energi yang akan diberikan, sehingga harapannya tidak ada kenaikan harga yang nantinya berpotensi memberatkan masyarakat.
Di sisi lain, BI sebagai Bank sentral Indonesia juga mengambil langkah pengendalian nilai tukar rupiah. Hal itu terbukti dari kurs mata uang rupiah yang tetap stabil, yakni di kisaran Rp14.700 secara rata-rata tahunan, meskipun sempat mengalami depresiasi pada awal tahun.
“Kami lakukan intervensi stabilisasi nilai tukar rupiah supaya ini tidak kemudian mengganggu stabilitas bagi pemulihan ekonomi dan rakyat. Harga di dalam negeri tidak naik,” tuturnya.