Minggu, 22 September 2024
Minggu, 22 September 2024
NewsEkobizSubsidi Energi Bengkak, Jokowi : Cari Negara yang Subsidinya Sampai Rp502 Triliun

Subsidi Energi Bengkak, Jokowi : Cari Negara yang Subsidinya Sampai Rp502 Triliun

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai bahwa subsidi yang diberikan pemerintah untuk menahan harga komoditas energi, seperti bahan bakar minyak (BBM), gas hingga listrik sudah terlalu besar bagi keuangan negara.

Hal Itu disampaikan Presiden Jokowi usai bertemu dengan sejumlah pemimpin lembaga negara di Istana Kepresidenan, Jakarta.

“Ya ini angka subsidi kita untuk energi ini terlalu besar. Cari negara yang subsidinya sampai Rp502 triliun, karena kita harus menahan harga Pertalite, gas, listrik, termasuk Pertamax,” kata Jokowi (13/8).

Orang nomor satu di Indonesia itu kembali menegaskan, bahwa angka Rp502 triliun yang digelontorkan untuk kebutuhan subisidi energi tersebut bukan nominal yang kecil.

Jokowi lantas menyinggung kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk mempertahankan subsidi tersebut.

“Gede sekali, apakah angka Rp502 triliun ini masih terus kuat kita bisa pertahankan. Kalau bisa ya Alhamdulillah baik, artinya rakyat tidak terbebani. Tapi kalau APBN tidak kuat gimana?” ucapnya.

Lebih lanjut, mantan Gubernur DKI Jakarta itu kemudian mengungkapkan bahwa kenaikan harga BBM sudah terjadi di sejumlah negara. Bahkan kenaikannya hingga mencapai dua kali lipat dari harga BBM di Indonesia.

“Karena negara lain harga BBM-nya sudah Rp17.000, sudah Rp18.000 ribu, naik dua kali lipat semuanya, ya memang harga keekonomiannya seperti itu,” ungkapnya.

Pun demikian, apabila pendapatan negara, khususnya terkait pendapatan yang berasal dari commodity boom masih terus meningkat, serta kinerja perekonomian Indonesia masih tergolong positif, maka pemerintah tak akan segan-segan untuk menambah subsidi yang besarannya sudah mencapai setengah kuadriliun itu.

“Kalau kita masih ada income negara dari komoditi, ekonomi kita masih baik ya kita jalani, kalau Ndak?”, tukasnya.

Seperti diketahui, Pemerintah melalui Kementerian ESDM dan DPR RI telah memperkirakan, kuota BBM subsidi jenis Pertalite untuk tahun ini perlu ditambah 5 juta KL agar stoknya tercukupi hingga akhir tahun. Pasalnya, kuota yang sudah ditetapkan sebesar 23 juta KL, kini hanya tersisa 6,2 juta KL.

Namun, Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati mengaku khawatir jika kuota ditambah, maka anggaran subsidi tahun ini pun akan semakin membengkak.

“Itu semuanya memberikan tekanan kepada APBN kita di 2022 ini meskipun APBN-nya bagus surplus ya sampai dengan Juli 2022, tapi tagihannya ini nanti kalau volumenya tidak terkendali akan jadi lebih besar di semester,” tutur Sri Mulyani.

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Baca Juga

Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

BERITA TERBARU

Lainnya
Related

Menhub Klaim Punya Jurus Jitu Turunkan Harga Tiket Pesawat

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengungkapkan sejumlah cara untuk menurunkan harga tiket pesawat yang semakin mahal. Setidaknya, kata dia, terdapat empat cara yang dipaparkan olehnya.

DJP Klaim MLI STTR yang Diteken Sri Mulyani Bisa Dongkrak Penerimaan Pajak

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengklaim, perjanjian Multilateral Instrument Subject to Tax Rule (MLI STTR) bisa mendongkrak penerimaan pajak negara.

Pasar Keuangan RI Banjir Dana Asing dalam Sepekan

Bank Indonesia (BI) mencatat aliran dana asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia selama sepekan terakhir, yakni selama periode transaksi 17 - 19 September 2024 sebesar Rp 25,6 triliun.

Harga Bahan Pangan Kompak Naik di Akhir Pekan

Harga bahan pangan secara nasional di tingkat pedagang eceran terpantau mengalami kenaikan pada akhir pekan ini, Sabtu 21 September 2024.