HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengakui bahwa utang Indonesia terbilang cukup banyak, yakni tembus di atas Rp7.000 triliun.
Namun jika dilihat dari rasio utangnya, utang Indonesia hanya sebesar 41 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sehingga menurutnya hal itu tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
“Orang bilang kita Indonesia ini utangnya banyak. Betul Rp7.000 triliun. Tapi kita bandingkan itu hanya 41 persen dari PDB kita,” kata Luhut dalam acara Silatnas dan Ulang Tahun ke-19 Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat, Jumat (5/8).
Menurut luhut, utang Indonesia yang tembus Rp7.123 triliun tidak serta merta hilang, melainkan dibayar dengan proyek-proyek yang cukup potensial menghasilkan keuntungan.
“Angka itu jumlahnya dibayar oleh proyek-proyek yang bagus, bukan uang yang hilang, semua dibayar pembangunan,” tuturnya.
Tak hanya itu, Luhut juga menuturkan bahwa porsi kepemilikan asing terhadap Surat Berharga Negara (SBN) terus berkurang. Tercatat kepemikikan asing dari yang semula sebesar 41,3 persen, kini hanya tersisa 16,1 persen.
“Sehingga ketika ada masalah ekonomi dunia, capital outflow uang dari Indonesia terjadi, rupiah kita terus goyang. Sekarang kita bisa memelihara rupiah berkisar di Rp14.000 sekian terhadap dolar AS,” ujarnya.
Sebagai informasi, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat utang pemerintah per Juni 2022 sebesar Rp7.123 triliun. Angka tersebut naik 1,72 persen dari bulan sebelumnya yang hanya sebesar Rp7.002 triliun.
Adapun rincian utang tersebut terdiri dari penerbitan SBN sebesar Rp6.301 triliun dan pinjaman Rp821,74 triliun.