HOLOPIS.COM, SENTUL – Presiden Jokowi mengungkapkan masa lalunya ketika berdialog dengan PT Freeport mengenai pembuatan smelter dalam pengerjaannya.

Namun, dirinya mengakui justru tidak diperdulikan saat mengajukan permintaan pembangunan smelter tersebut ke PT Freeport.

“Dulu Freeport bertahun-tahun saya perintah untuk membuat smelter saja untuk industrialisasi smelter saja, enggak pernah didengarin,” kata Jokowi, Jumat (5/8).

Dia pun kemudian akhirnya baru bisa sedikit merasa lega ketika saham Freeport 51 persen menjadi milik BUMN. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun meyakini bisa menambah saham kepemilikan tersebut menjadi lebih besar.

“Tahun lalu smelter langsung saya perintah langsung dibangun. Karena sudah milik kita sendiri, mayoritas milik kita, langsung dibangun di Gresik. Nanti kita lihat dari tembaga ini akan di-smeltering ini akan dapat berapa miliar, kita belum tahu. Tapi saya meyakini bisa lipat juga sama, 20 kali yang biasanya kita kirim,” tukasnya.

Jokowi kemudian mengungkapkan salah satu kecurigaannya ketika ekspor tembaga yang selama ini dilakukan sejumlah pelaku usaha asing.

“Kadang-kadang kita kirim bukan hanya tembaga saja, bahan mentah kita kirim di dalamnya juga ada emasnya juga, mana kita tahu. Nanti kalau sudah smelternya jadi, baru kita tahu. Empat puluh tahun lebih, mungkin kita dibohongi,” ungkapnya.

“Emasnya mungkin lebih banyak dari tembaganya. Tapi saya belum bisa menyampaikan karena memang belum dilakukan produksi di smelter kita,” sambungnya.