Sabtu, 21 September 2024
Sabtu, 21 September 2024
NewsEkobizSri Mulyani Sebut Dunia Sedang Tidak Baik-baik Saja

Sri Mulyani Sebut Dunia Sedang Tidak Baik-baik Saja

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa kondisi dunia pada saat ini sedang tidak baik-baik saja. Hal ini lantaran kenaikan harga atau inflasi yang melonjak di sejumlah negara.

“Dunia sedang tidak baik-baik saja. Inflasi di berbagai negara melonjak sangat tinggi,” kata Sri Mulyani, Jumat (29/7).

Sri Mulyani kemudian mengatakan bahwa lonjakan inflasi tersebut membuat otoritas moneter, atau yang dalam hal ini bank sentral di sejumlah negara memperketat kebijakan moneternya. Kebijakan itu diantaranya yakni pengetatan likuiditas hingga peningkatan suku bunga.

Ketika banyak bank sentral menaikkan suku bunga acuan, sementara Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan bunga acuan di level 3,5 persen, maka arus modal asing berpotensi keluar (capital outflow) dari berbagai instrumen investasi di dalam negeri. Mulai dari saham hingga Surat Berharga Negara (SBN).

“Banyak hubungannya dengan inflasi itu maka otoritas moneter berbagai negara lakukan respons kebijakan, mengetatkan likuiditas dan meningkatkan suku bunga, ini akan menyebabkan arus modal keluar,” tuturnya.

Tak hanya itu, kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh bank sentral di sejumlah negara juga berpotensi menekan ekonomi global. Sebab, hal itu akan membuat bank ikut-ikutan menaikkan suku bunga kreditnya.

Alhasil, bunga kredit dari bank menjadi semakin mahal. Pengajuan kredit dari individu atau industri biasanya berkurang ketika bunga kredit mahal, sehingga aktivitas ekonomi rentan melambat.

“Kalau seandainya kenaikan suku bunga acuan dan likuiditas cukup, maka pelemahan ekonomi global masih terjadi,” terang Sri Mulyani.

Efek dari kenaikan inflasi ini sudah terlihat secara nyata di Amerika Serikat (AS). Hal itu dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi di AS yang minus 0,9 persen pada kuartal II 2022.

Secara teknikal, AS seharusnya sudah resmi masuk ke jurang resesi. Sebab ekonomi AS pada kuartal I-2022 juga minus 1,4 persen. Dengan demikian, ekonomi AS mengalami minus selama dua kuartal berturut-turut dalam satu tahun.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi China juga tercatat mendekati nol persen pada kuartal II 2022, atau lebih tepatnya hanya tumbuh 0,4 persen.

Belum lagi perang Rusia-Ukraina yang ikut menambah beban bagi perekonomian dunia, termasuk Indonesia.

“Perang Rusia-Ukraina, perang di Eropa sebelah sana dampaknya ke seluruh dunia. Krisis pangan, krisis energi,” kata Sri Mulyani.

Seperti diketahui Rusia merupakan salah satu produsen energi terbesar di dunia. Sementara, Ukraina sendiri merupakan salah satu produsen pangan dan pupuk terbesar di dunia.

Jika kedua negara tersebut masih terus berseteru, maka dipastikan ekonomi di sebagian negara Eropa juga turut mengalami pelambatan. Terlebih, Rusia sudah mengurangi pasokan energi ke Eropa. yang membuat harga energi maupun pangan menjadi mahal dan berujung pada krisis energi dan pangan.

Sri Mulyani menjelaskan, bahwa semua itu akan mempengaruhi ekonomi Indonesia. Sebab, jika ekonomi AS, China, dan negara-negara Eropa melambat maka permintaan ekspor dari Indonesia akan berkurang.

“AS, China, dan Eropa adalah negara tujuan ekspor Indonesia. Jadi kalau mereka melemah, permintaan ekspor menurun, harga komoditas turun,” jelas Sri Mulyani.

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Baca Juga

Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

BERITA TERBARU

Lainnya
Related

Pasar Keuangan RI Banjir Dana Asing dalam Sepekan

Bank Indonesia (BI) mencatat aliran dana asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia selama sepekan terakhir, yakni selama periode transaksi 17 - 19 September 2024 sebesar Rp 25,6 triliun.

Harga Bahan Pangan Kompak Naik di Akhir Pekan

Harga bahan pangan secara nasional di tingkat pedagang eceran terpantau mengalami kenaikan pada akhir pekan ini, Sabtu 21 September 2024.

Akhir Pekan, Segini Harga Emas Galeri 24, Antam hingga UBS di Pegadaian

Harga emas batangan bersertifikat yang dijual di PT Pegadaian (Persero) terpantau tidak mengalami perubahan alias stagnan, kecuali emas UBS yang mengalami kenaikan tipis pada perdagangan akhir pekan ini, Sabtu 21 September 2024.

Akhir Pekan, Harga Emas Antam Ngegas Jadi Rp 1.455.000

Harga emas batangan bersertifikat keluaran PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) alias emas Antam terpantau mengalami kenaikan yang cukup tajam pada perdagangan hari ini, Sabtu 21 September 2024.