HOLOPIS.COM, JAKARTA – Staf ahli Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) bidang Ketahanan Nasional, Marsekal Muda TNI Oka Prawira menyebut, bahwa ketahanan nasional menjadi tolok ukur apakah Pemilu 2024 mendatang akan berjalan lancar atau tidak.

“Ketahanan nasional yang tangguh berperan sangat strategis terutama dalam aspek politik dan keamanan, khususnya pada pelaksanaan Pemilu 2024,” kata Marsekal Muda Oka dalam keterangannya di Sentul, Jawa Barat, Kamis (28/7).

Apalagi ia memprediksi bahwa salah satu faktor gangguan kamtibmas yang berpotensi mempengaruhi ketahanan nasional adalah terorisme, radikalisme dan intoleransi. Bahkan kata Oka, banyak setimen rasial, agama hingga golongan alias SARA sangat berpotensi akan dijadikan alat politik.

Baginya, ini merupakan sebuah tantangan yang faktual dan harus ditanggulangi dengan baik dan maksimal.

“Intoleransi warga dalam politik terus meningkat, seperti halnya warga muslim keberatan jika non-muslim menjadi pemimpin pemerintahan pada berbagai tingkat,” jelasnya.

Salah satu contoh yang ia sebut adalah kontestasi Pilkada 2017 yang berlangsung di DKI Jakarta. Di sana, sentimen rasial dan agama serta kesukuan menjadi alat masuk untuk menciptakan polarisasi hanya untuk kepentingan politik praktis semata.

Maka dari itu, Oka menilai semua stakeholder harus saling bekerjasama untuk menciptakan narasi yang sejuk, damai dan guyup kepada masyarakat melalui berbagai saluran dan platform yang ada, termasuk di ruang digital.

“Melakukan edukasi dengan menggunakan media sosial untuk menyebarluaskan informasi positif secara masif dalam bentuk narasi tunggal melalui instansi yang berwenang,” tutur Oka.

Karena itu, pemerintah memiliki semua instrumen dan infrastruktur untuk melakukan upaya itu, sehingga stabilitas nasional tetap bisa dikondisikan dengan baik.

“Pemerintah memiliki peran penting untuk terus menjaga stabilitas politik, hukum, dan keamanan yang dapat dimulai dari dunia maya sehingga tidak menjadi penyebab meningkatnya tensi politik dan gangguan keamanan di dunia nyata,” tuturnya.