Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Barat, Herawanto menyampaikan pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat terancam mengalami stagflasi.

“Potensi ekonomi di Jawa Barat pada dasarnya cukup bagus. Tapi harus diantisipasi beberapa hal yang bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, diantaranya potensi terjadinya stagflasi,” jelas Herawanto dalam konferensi pers virtual, Sabtu (10/7).

Adapun stagflasi merupakan kondisi dimana ekonomi mengalami pertumbuhan stagnan dan tekanan inflasi terus terjadi akibat pengaruh geopolitik global.

Herawanto menjelaskan, potensi terjadinya stagflasi di Jawa Barat dapat dipicu oleh banyak faktor, diantaranya yakni kondisi geopolitik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Ia menjelaskan, perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina menyebabkan suplai gandum terganggu. Terlebih negara tersebut menyuplai hampir 20 persen pasokan dunia. Kondisi ini berpotensi berdampak pada sistem ekonomi di Tanah Air.

“Kami sudah berupaya menghadapi risiko stagflasi ini. Kita sudah biasa menghadapi berbagai krisis, mulai tahun 1997, 2008, 2018. Setidaknya Ini menjadi modal yang baik buat kita untuk meminimalisir terjadinya efek yang lebih besar,” katanya.

Kendati demikian, masih ada beberapa hal mendorong ekonomi Jabar terus membaik, salah satunya yakni kinerja ekspor yang diperkirakan masih terus menunjukkan tren positif. Pada Mei misalnya, kinerja ekspor di Jawa Barat mengalami kenaikan sebesar 17,73 persen. Artinya, manufaktur pada fase ekspansif lantaran terbukanya pasar baru di Australia dan Timur Tengah.

Di sisi lain, pembangunan infrastruktur juga terus terjadi, misalnya pembangunan tol, kawasan industri, investasi mobil listrik, dan lainnya.

“Kami koreksi pertumbuhan ekonomi Jabar menjadi tumbuh antara 4,6 sampai 5,4 persen, turun lebih rendah 0,3 persen dari target sebelumnya,” jelas dia.