Sementara itu Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang dan Federasi Mikronesia Heri Akhmadi, menilai bahwa kunjungan Menteri Perhubungan RI ke Jepang telah mengurai beberapa hal yang selama ini terhambat, khususnya dalam penyelesaian proyek infrastruktur perhubungan yang didukung oleh Pemerintah Jepang.
“Sekalipun dalam waktu singkat, kunjungan ini telah mengurai beberapa kebuntuan yang selama ini terjadi. Saya bergembira sekali atas kehadiran Menteri Perhubungan dan jajarannya, serta Direktur Utama MRT Jakarta dan jajarannya,” ujarnya.
Untuk koridor East—West, Pemerintah Jepang, lanjut William, akan memfokuskan pada segmen DKI Jakarta sepanjang sekitar 23 kilometer dari Ujung Menteng hingga Tomang.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut juga digelar TOD Seminar terkait pemaparan perkembangan pembangunan kawasan berorientasi transit dan titik potensial investasi di jalur tersebut, dan market gathering and hearing terkait pekerjaan CP 205 dan CP 206 fase 2 MRT Jakarta.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Perseroda) Silvia Halim, yang ikut dalam rombongan, memaparkan tentang potensi dan rencana pengembangan kawasan berorientasi transit di jalur MRT Jakarta.
“Respon peserta seminar transit-oriented development sangat baik. Lebih dari 10
perusahaan pengembang besar dari Jepang ikut dalam seminar ini. Selain dari MRT Jakarta, tim dari JICA juga menjelaskan tentang usulan kerangka kerja konsep transit-oriented developmentdi Indonesia,” jelas William Sabandar.
“Ini merupakan upaya kita untuk terus mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak dalam mengakselerasi pembangunan MRT Jakarta,” pungkasnya.