JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pura – pura orgasme ternyata banyak dilakukan pasangan, saat mereka melakukan hubungan intim. Menurut pakar seks dr Boyke Dian Nugraha, SpOG, ada beragam alasan fake orgasm dilakukan.
Salah satunya, ingin buru-buru mengakhiri sesi bercinta hingga ingin pasangannya bangga. dr Boyke menjelaskan, alasan bangga karena ada beberapa orang yang sadar jika pasangannya tidak terpuaskan di ranjang.
Namun disarankan, fake orgasm ini sebaiknya tidak dilakukan agar pasangan yang peka kerap merasa harus berpura-pura biar tidak bikin sedih.
Saran dr Boyke, lebih baik dikomunikasikan terlebihdahulu keinginan masing-masing sehingga bisa sama-sama orgasme tanpa harus pura-pura.
“Jadi jangan fake orgasm. Itu sama saja membohongi diri sendiri, apa enaknya. Lebih baik dikomunikasikan bisa diperbaiki dicari titik rangsangnya yang benar,” saran dr Boyke.
Dr Boyke pun membagikan beberapa ciri fake orgasm yang dilakukan pasangan, yakni tidak ada hisapan di vagina, tdak ada getar-getaran tubuh dan suara-suaranya terkesan dibuat-buat.
“Kalau orgasme kan jelas tandanya ada hisapan di vagina menguat, gemetaran di tubuh seperti kejang, denyut nadi naik, memerah,” jelas dr Boyke.