Holopis.com JAKARTA, HOLOPIS.COM Kementerian Agama (Kemenag) menyayangkan perilaku masyarakat yang masih mudah bersikap SARA dan menjadikan salah satu agama untuk menjadi bahan olok-olok.

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi menyatakan, perihal postingan di media sosial tentang meme stupa Borobudur mirip Jokowi ini seharusnya tidak perlu disebarluaskan lagi oleh pihak manapun.

“Saya meminta kepada siapa pun untuk tidak menjadikan simbol agama sebagai bahan olokan atau guyonan, karena hal tersebut dapat melukai perasaan umat beragama yang bersangkutan,” kata Zainut, Sabtu (18/6).

“Apa pun alasannya, tindakan tersebut tidak etis dan tidak dibenarkan oleh agama dan peraturan perundang-undangan. Perbuatan tersebut dapat dikategorikan sebagai perbuatan SARA,” sambungnya.

Zainut mengatakan, kebebasan menyampaikan pendapat seperti kritik atau saran diimbau dilakukan dengan cara yang santun, bijak, dan menghormati etika. Selain itu, tidak melakukan kritik dengan cara yang sarkastik serta melanggar norma susila, hukum, dan agama.

Zainut mengimbau masyarakat bijak dalam menggunakan media sosial. Selain itu, masyarakat diimbau tidak cepat memposting atau menyebarkan berita, baik berita yang berupa foto, video, meme atau konten narasi yang mengandung ujaran kebencian, fitnah, dan SARA.

Sementara itu, terkait postingan meme stupa Borobudur yang diedit mirip Jokowi, Kemenag menyerahkan pada kepolisian untuk mengusut pelakunya.

“Terhadap postingan meme stupa Borobudur mirip Pak Jokowi, saya menyerahkan kepada pihak kepolisian untuk mendalami masalah tersebut dan mengusut semua pihak yang terlibat untuk selanjutnya diproses hukum sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku,” terangnya.

Lebih lanjut Zainut mengajak para tokoh dan elite masyarakat untuk membangun budaya politik santun yang dilandasi nilai-nilai luhur, akhlak mulia dan berkeadaban.

“Berperilaku proporsional dan tidak berlebihan dalam menyampaikan pendapat maupun kritik, sehingga tidak menimbulkan polemik dan kegaduhan,” pungkasnya.