JAKARTA, HOLOPIS.COM – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan penerimaan negara pada tahun ini bertambah sekitar Rp450 triliun. Hal ini sebagai akibat dari lonjakan harga komoditas di pasar Internasional.

Outlook sampai akhir tahun penerimaan Rp 2.266 triliun, Rp 420 triliun di atas yang di dalam APBN kita,” kata Sri Mulyani, Selasa (7/6)

Meski demikian, kebutuhan untuk belanja negara pada tahun ini juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini tak lain karena kebijakan pemerintah yang masih mrnahan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite, LPG 3 kilogram (kg), hingga tarif listrik.

Pada tahun ini, pemerintah mulai membayar utang kepada PT Pertamina persero dan PT PLN persero, dengan total utang yang akan dibayarkan mencapai Rp 349,9 triliun.

Sementara untuk kompensasi, rencana pembayaran adalah sebesar Rp 275 triliun, yang meliputi BBM dan LPG Rp 234 triliun dan listrik Rp 41 triliun. Kompensasi ini juga termasuk tahun anggaran 2021.

Pemerintah juga akan menambah anggaran subsidi untuk BBM dan LPG sebesar Rp 71,8 triliun. Kemudian untuk komponen listrik sebesar Rp 3,1 triliun.

Tak hanya itu, anggaran program perlindungan sosial seperti bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat yang terdampak juga turut ditambah sebesar Rp18,6 triliun. Hal ini bertujuan agar pemulihan ekonomi dapat terus berlanjut, yang diikuti juga dengan ketahanan daya beli masyarakat yang meningkat.

Selanjutnya, terdapat pula penambahan Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar Rp47,2 triliun. Meski demikian, pemerintah tetap memperhatikan efisiensi dari postur APBN, sehingga dilakukan pengurangan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp12 triliun.