JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama cabang Australia – New Zealand, KH Nadirsyah Hosen memberikan kritikan kepada Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marives) Luhut Binsar Panjaitan yang dinilai salah kelola obyek wisata Candi Borobudur, di Magelang, Jawa Tengah.
Ia menilai, kebijakan penetapan harga tiket masuk Borobudur sebesar Rp750 ribu untuk wisatawan domestik dan USD 100 untuk wisatawan mancanegara adalah kebijakan yang tidak tepat sama sekali.
“Kalau tujuannya itu membatasi pengunjung Borobudur hanya 1.200/hari maka solusinya bukan menaikkan tiket 750 ribu,” kata ulama NU yang karib disapa Gus Nadir, Minggu (5/6).
Dosen di Monash University itu memberikan saran kepada Luhut agar mengambil opsi penjualan tiket online jika memang tujuannya untuk pembatasan pengunjung. Dengan demikian, kuota pengunjung bisa dikontrol dengan baik.
“Jual tiket sistem online. Kalau sudah mencapai kuota 1.200/hari, tutup,” tuturnya.
Sementara jika tujuannya adalah pemeliharaan, Gus Nadir menyarankan agar biayanya jangan malah dibebankan kepada pengunjung begitu saja.
Ia menilai, pemerintah bisa mendorong penggunaan dana bantuan dari dukungan perusahaan baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Hal ini disampaikan agar jangan sampai upaya untuk perawatan justru membuat pengunjung enggan ke Borobudur sebab tak mampu secara finansial untuk membeli tiket masuknya, khususnya bagi masyarakat kelas menengah ke bawah.
Akibatnya, jumlah pengunjung Candi Borobudur justru semakin sedikit.
“Terus biaya maintenance dari mana? Pakai CSR BUMN atau dana pemda. Kalau mau simpel kok😊👍,” pungkasnya.