JAKARTA, HOLOPIS.COM – Penembak runduk atau sniper TNI akan memiliki amunisi terbaru standar NATO kaliber 7,62 x 51 mm. Amunisi tersebut buatan PT Pindad, yang sebelumnya telah melaksanakan uji sertifikasi produk munisi MU2-M A1 & MU2-M A2 kaliber 7,62 x 51 mm 175 grains HPBT.

Pelaksanaan uji Sertifikasi produk munisi MU2-M A1 & MU2-M A2 terbagi menjadi dua kegiatan utama, yaitu uji laboratorium dan uji lapang. Uji laboratorium merupakan pengujian spesifikasi dan data teknis produk munisi MU2-M A1 & MU2-M A2 sesuai dengan SST yang telah ditentukan.

Kegiatan pengujian laboratorium meliputi uji berat dan dimensi, jenis penggalak dan kepekaan penggalak, jenis dan kelas isian dorong, kuat tarik anak peluru, keretakankeretakan atau cacat selongsong, tanda-tanda munisi serta kemasan dan kantung munisi.

Pada uji lapang dilakukan dengan cara ditembakkan menggunakan produk senjata penembak runduk Pindad SPR 3, berlokasi di lorong tembak Dislitbangad dan lapangan tembak Pussenarmed Kodiklat TNI AD Batujajar.

Disana diteliti kecepatan peluru, rentang kecepatan peluru, ketelitian tembak, tekanan gas rata-rata, daya tembus plat baja dan kelancaran kerja pada kondisi normal serta kondisi khusus (kedap air & ketahanan terhadap suhu rendah dan tinggi).

Untuk uji ketelitian tembak dengan penembakan berjarak 100 m dan 300 m berlokasi di lorong tembak Laboratorium Dislitbangad. Sedangkan untuk penembakan berjarak 600 m dan 900 m berlokasi di Lapangan Tembak Pussenarmed Kodiklatad Batujajar.

Direktur Teknologi & Pengembangan, Sigit P Santosa menyampaikan bahwa Pindad memiliki kompetensi untuk pengembangan dan produksi munisi kaliber kecil.

“Kedua produk munisi yang sedang uji sertifikasi merupakan produk inovasi PT Pindad dan nantinya akan diproduksi oleh divisi munisi PT Pindad yang berlokasi di Turen, Malang. Munisi MU2-M A1 & A2 nantinya akan digunakan oleh kesatuan TNI dan Polri.” Jelas Sigit P. Santosa.