JAKARTA, HOLOPIS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), akan menerapkan paradigma preventive maintenance dalam menjaga kualitas produk data dan informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, hal tersebut dilakukan karena BMKG tidak ingin kecolongan dengan kejadian bencana alam.
“Tidak hanya penambahan instrumen alat saja, namun pemeliharaan seluruh peralatan operasional juga menjadi prioritas utama BMKG, terutama yang berkaitan dengan sistem peringatan dini,” ujar Dwikorita dalam keterangannya, Rabu (18/5).
Selain itu, langkah ini juga untuk memastikan bahwa produk data dan informasi yang dihasilkan BMKG tidak hanya cepat, namun juga tepat dan akurat. Pada tahun 2024, BMKG memiliki target untuk menjadi institusi kelas dunia.
Target tersebut, merupakan upaya BMKG menyikapi cepatnya perubahan yang terjadi di dunia dan menghadapi persaingan global. Apalagi fenomena cuaca, iklim, dan tektonik seperti kegempaan dan tsunami makin kompleks dan meningkat frekuensi kejadiannya.
Dwikorita mengatakan, agar mampu terus bertahan dalam menghadapi dinamika dan anomali berbagai fenomena tersebut, sekaligus memenangi persaingan global, BMKG harus terus berupaya keras meningkatkan kemampuan belajar, beradaptasi dengan perubahan lingkungan, membangun kompetensi, dan menguatkan daya berkompetisi, serta terus bersemangat untuk membangun sinergi, koneksitas, dan kolaborasi dengan seluruh pihak terkait.
Tidak hanya itu, BMKG juga terus berbenah dengan berupaya meningkatkan kapasitas teknologi untuk prediksi cuaca, perubahan iklim, pemanasan global, kebakaran hutan serta analisis gempabumi & tsunami.
Hal ini penting, mengingat data meteorologi, klimatologi, dan geofisika (MKG) yang dikeluarkan BMKG sangat diperlukan oleh berbagai stakeholders, sehingga kapasitas teknologi MKG harus terus ditingkatkan guna meningkatkan kecepatan, ketepatan, dan akurasi data atau informasi MKG.
“Poinnya adalah BMKG harus terus berupaya mengejar lembaga-lembaga sejenis yang lebih maju, seperti di antaranya JMA Jepang. Saat ini kami berfokus melakukan berbagai lompatan inovasi dan teknologi dengan memprioritaskan karya anak bangsa,” ujar dia.
Pada Desember 2021, BMKG telah menuntaskan proses instalasi tambahan 17 instrumen pendeteksi gempa bumi atau seismograf di seluruh wilayah Indonesia.
Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan informasi serta peringatan dini tsunami.