JAKARTA, HOLOPIS.COM – Setidaknya 13 spesies hewan, termasuk kelelawar hingga gorila, adalah inang dari virus Ebola. Distribusi geografis spesies ini hanya terbatas pada bagian barat Afrika tengah.
Namun, didorong oleh perubahan iklim, hewan-hewan ini pindah ke habitat baru dan membawa serta patogen di tubuh mereka.
“Hewan-hewan ini sekarang memiliki hingga 3.695 kontak baru dengan mamalia lain di berbagai wilayah benua,” demikian kata studi dari Jurnal Nature, melansir El Pais, Rabu (4/5).
Perpindahan ini akan menyebabkan transmisi 100 virus. Seorang penulis makalah dari studi tersebut percaya bahwa potensi pandemi lain dalam skala SARS-CoV-2 akan menjadi lebih besar selama beberapa dekade mendatang.
Ilmu pengetahuan sejauh ini telah mampu menunjukkan respons ganda oleh hewan terhadap pemanasan global yang dipicu oleh perubahan iklim.
Banyak spesies bermigrasi ke garis lintang yang lebih sesuai dengan suhu optimum mereka. Reorganisasi geografis telah membuka jalan baru bagi penyebaran dan penularan virus.
Penulis makalah Nature pun menyoroti bahwa perubahan iklim telah melampaui perubahan antropogenik lainnya yang secara tradisional dapat mempengaruhi risiko penularan antar spesies lalu di antara manusia.
Deforestasi, pertanian dan penyebaran urbanisasi, serta pengurangan jarak antar spesies, juga menyebabkan ketidakseimbangan yang memfasilitasi munculnya peristiwa viral.
Untuk mengurangi risiko, para peneliti mengusulkan menyelaraskan sistem pengawasan penyakit di alam dengan studi “real-time” yang berfokus pada perubahan lingkungan di mana mereka diproduksi.