Bagi Mahfud, mereka yang berjilbab tidak semuanya intoleran, bahkan banyak yang toleran dan mampu menjaga keislaman dan kebangsaannya.
“Mereka juga pandai-pandai tapi toleran, meramu keislaman dan keindonesiaan dalam nasionalisme yang ramah,” pungkasnya.
Sebelumnya, rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Prof Budi Santoso Purwokartiko tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.
Pasalnya, Prof Budi Santoso menyebut bahwa ada 12 Mahasiswi yang ia uji untuk menerima beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) ke luar negeri tidak memakai penutup kepala layaknya manusia gurun.
“Jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai tidak satupun yang menutup kepala ala manusia gurun,” tulis Budi Santoso di akun Facebook pribadinya.
Kata Budi Santoso, para mahasiswi yang akan belajar ke luar negeri tanpa penutup kepala manusia pemikirannya terbuka.
“Mereka mencari Tuhan di negara-negara maju seperti Korea Selatan, Eropa dan Amerika Serikat bukan ke negara orang-orang pandai bercerita tanpa karya teknologi,” ungkapnya.
Dan saat ini, Budi Santoso sudah menghapus tulisan kontroversi di Facebook-nya itu.