BANTEN, HOLOPIS.COM – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta ASDP di pelabuhan Merak melakukan perubahan skema dalam memberangkatkan para pengendara untuk menyeberang dengan kapal laut.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai, kepadatan yang terjadi di pelabuhan Merak, Banten, justru akibat kendaraan yang memaksakan masuk ke pelabuhan meskipun jadwal penyeberangannya masih lama.
“Kemarin terjadi perebutan dulu-duluan masuk ke kapal, tidak sesuai jadwal yang ada. Sehingga orang yang harusnya jadwalnya sudah berangkat malah tidak bisa masuk kapal,” kata Budi (29/4).
Perubahan skema yang dimaksud Budi, ASDP harus bisa menggunakan sistem “first in first out” untuk mencegah terjadinya kepadatan kendaraan yang akan masuk ke kapal.
“Penerapan first in first out artinya, kendaraan yang telah memiliki tiket dengan jadwal keberangkatan lebih awal, adalah yang lebih dulu masuk ke kapal,” jelasnya.
Budi kemudian juga mengimbau kepada masyarakat untuk datang ke pelabuhan menyesuaikan dengan keberangkatan kapal.
“Saya sudah memberikan catatan kepada Dirjen Perhubungan Darat dan Dirut ASDP untuk melakukan perbaikan berkaitan dengan tata kelolanya agar ke depannya dapat berjalan lebih baik,” ungkapnya.
Budi kemudian juga mengatakan bahwa dirinya telah meminta untuk dilakukan penambahan dermaga untuk mengurai kepadatan.
“Untuk truk-truk bisa diarahkan ke dermaga Pelindo (Indah Kiat). Kapal yang digunakan adalah kapal besar jadi sekali jalan bisa menampung sekitar 200 kendaraan,” ujarnya.
Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan, akan melakukan penambahan 2 (dua) dermaga yaitu dermaga Pelindo (Indah Kiat) dan dermaga bjb. Penggunaan dua dermaga tersebut diharapkan akan memecah kepadatan di pelabuhan.
Dirjen Budi mengungkapkan, telah disiapkan tambahan tiga kapal yaitu dua kapal roro dan satu kapal laut. Untuk kapal laut (Atosim) akan bersandar di dermaga Pelindo (Indah Kiat) dengan rute Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Panjang, Lampung.