Holopis.com JAKARTA, HOLOPIS.COMMenteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini meminta agar jajarannya bisa lebih mengoptimalkan pelayanannya sebagai abdi negara dan bukan malah memperkaya diri sendiri dengan anggaran negara.

Risma kemudian mendorong agar dilakukan pembenahan secara menyeluruh di lingkungan sentra sebagai unit pelayanan teknis (UPT). Pembenahan dilakukan pada aspek peralatan UPT, keterampilan dan pengetahuan, serta sikap dan pola pikir SDM UPT.

Transformasi, menurut Mensos Risma, bukan sekedar dipahami sebagai perubahan fisik dan material. Namun lebih jauh lagi, agar para pimpinan UPT memastikan terjadinya perubahan cara pikir di internal UPT.

“Para pimpinan diminta tidak memakai cara berpikiran model lama. Tidak ada lagi ungkapan ‘kalau dulu seperti ini bu’. Perlu diingat wajah Kemensos sudah berubah,” kata Risma (27/4).

Mantan Walikota Surabaya itu mengungkapkan, di beberapa tempat, dirinya masih menemukan kinerja pegawai yang mengedepankan penampilan fisik (ruangan), namun kurang memperhatikan fasilitas dan layanan.

“Ruangannya bagus-bagus tapi fasilitas layanannya kurang, untuk apa? Saya punya hanya tempat rapat, tidak punya meja khusus. Namun toh bisa menggerakkan Kemensos,” tuturnya.

Dengan kapasitas di Kementerian Sosial, ia mengingatkan, agar jajaran Kemensos bekerja dengan berorientasi pada kepuasan klien, yakni kelompok rentan sebagai penerima manfaat. Kualitas layanan yang baik bisa dilakukan dengan landasan keihklasan dan kesungguhan.

Ikhlas dalam melayani kelompok tidak berdaya, juga merupakan ajaran agama manapun. Kata dia, tugas melayani mereka bukan hanya urusan dunia. Melainkan Tuhan juga mengamanatkan untuk memperhatikan nasib orang-orang yang memerlukan pertolongan seperti orang miskin dan kelompok rentan.

“Kita berkewajiban memperhatikan orang miskin. Agama apapun mengamanatkan itu. Kalau kita bisa benar suatu saat akan bertemu di surga, sebaliknya tapi tidak bener paling kita masuk penjara atau masuk neraka,” bebernya.

Risma kemudian meminta mereka untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Terlebih, kesempatan menolong kelompok rentan tersebut tidak menggunakan kekayaan sendiri.

“Kenapa tidak berbuat baik. Kan tugas itu dilakukan dengan dukungan APBN, bukan dengan mengeluarkan uang sendiri,” tegasnya.

Untuk memberikan layanan terbaik kepada penerima manfaat tidak dapat dihindari dibutuhkan SDM handal yang ahli di bidangnya, baik terkait dengan anak, lanjut usia (lansia) dan penerima manfaat jenis lainnya.

“Saya berencana memberangkatkan temen-temen ke Jepang untuk melihat fasilitas dan belajar di sana supaya kita tidak banyak tertinggal,” katanya.

Dengan mengasah pengetahuan, diharapkan terbentuk SDM yang profesional dan bertugas pada posisi yang tepat. Misalnya lansia, anak-anak, dan lainnya. Mungkin setelah melalui assesmen dibutuhkan psikolog. Maka para pimpinan UPT diminta menghadirkan psikolog bukan ditangani oleh SDM seadanya.

Tak kalah penting adalah juga memastikan peralatan di sentra milik Kemensos sesuai kebutuhan dan mengikuti perkembangan sesuai zaman.

Selain itu, untuk mendukung peningkatan layanan agar lebih baik di balai-balai perlu digelar training personel untuk saling bertukar ilmu dan pengalaman, seperti bagaimana menangani lansia, penyandang disabilitas, anak maupun ODGJ.