Holopis.com JAKARTA, HOLOPIS.COM Kinerja Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dianggap menjadi nilai positif stabilnya elektabilitas, bahkan dalam perbincangan di dunia maya oleh warganet.

Dalam keterangan hasil survei yang dikeluarkan Merdeka Institute Publik Opinion Survey, sosok Prabowo Subianto ternyata mendapatkan tempat yang tertinggi sentiment positif warganet.

Prabowo Subianto justru menjadi capres yang banyak memperoleh sentimen positif dari para netizen. Sebanyak 25,4% dari total netizen yang mempercakapkan Prabowo cenderung menyampaikan ujaran positif tentang Ketua Umum Partai Gerindra itu,” kata peneliti senior PWS Mohammad Yafi NI.

Bahkan, lanjut Yafi, hanya 12,4% yang cenderung bernada negatif, dan sisanya 62,2% bersifat netral. Hasil tersebut membuat posisi Prabowo Subianto berada di peringkat pertama yang mendapatkan sentiment postif oleh warganet dibandingkan para pesaingnya yakni Ganjar Pranowo sebanyak 20,6 persen dan Anies Baswedan di peringkat ketiga sebanyak 18,9 persen.

Yafi menjelaskan, dari hasil survei yang dilakukannya, alasan Prabowo Subianto mendapatkan sentiment positif dari warganet tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor. Faktor pertama yakni kinerja Prabowo yang masih dianggap menteri terbaik di Kabinet Jokowi jilid II.

“Ini ternyata cukup membuka mata publik mengenai totalitas Prabowo mengemban tugas negara,” imbuhnya.

Faktor lainnya yang mempengaruhi sentiment positif tersebut adalah karena sikap Prabowo yang jarang sekali mau terlibat dalam percakapan tentang capres 2024 sehingga diapresiasi publik sebagai sosok yang tidak ambisius nyapres seperti beberapa menteri lain dalam Kabinet Jokowi Jilid II.

“Pernyataan-pernyataan Prabowo cenderung yang mengarah pada pencarian solusi daripada membangun kontroversi atas berbagai masalah nasional akhir-akhir ini kemudian juga mempengaruhi sentiment positif tersebut,” bebernya.

Metodologi analisis dalam riset yang dilakukan Merdeka Institute kali ini menggunakan pendekatan natural language processing (NLP) untuk mengekstrasi opini dalam bentuk teks.

Analisis menggunakan keyword nama-nama capres top five yang sering muncul dalam publikasi survei lembaga-lembaga riset mainstream. Dataset dikumpulkan mulai tanggal 9 hingga 20 April 2022. Metode ekstraksi opini dilakukan dengan teknik knowledge discovery in data base (KDD).