JAKARTA, HOLOPIS.COM – Observer Geofisika Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Tris M, S.Tr., M.Si, mengingatkan bahwa Indonesia merupakan lokasi yang memiliki banyak potensi bencana, mulai dari pergerakan lempeng bumi (gempa), banjir bandang, tanah longsor, tsunami hingga berujung pada iklim ekstrem.
“Negara Kesatuan Republik Indonesia, jika dilihat dari mata kebencanaan, merupakan Supermarket Bencana. Beragam bencana seperti banjir, gempabumi, tsunami, tanah longsor, erupsi gunung api, iklim ekstrem, kebakaran hutan, dan bencana lainnya akan terus mengintai negeri ini setiap saat,” kata Tri dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (19/4).
Dengan demikian, kunci utama penyelamatan umat manusia, alam dan berbagai spesies binatang yang ada adalah mitigasi dini. Sehingga berbagai potensi kebencanaan bisa diwaspadai sedini mungkin agar tidak banyak kerugian materil hingga korban jiwa.
“Fakta ini menyadarkan negeri ini bahwa kita harus mengenal bencana alam tersebut dan mewaspadai dampaknya, khususya efek kerugian yang mengancam korban jiwa dan kerusakan infrastruktur. Upaya dini yang dapat dilakukan masyarakat prabencana adalah melakukan mitigasi bencana,” tuturnya.
Tri menyebut, bahwa pengalaman bencana Megatsunami 26 Desember 2004 yang pernah melanda Indonesia dan meluluh-lantakkan Aceh. Di mana bencana tersebut adalah yang dapat dikategorikan sebagai bencana terbesar yang melanda Ibu Pertiwi di abad 20 ini, bahkan negara sahabat seperti Thailand, India, Sri Lanka, Maladewa, merasakan dampaknya.
“Megatsunami tersebut merenggut ratusan ribu korban jiwa, puluhan ribu jiwa hilang dan kerugian materil hingga triliunan rupiah,” jelasnya.
Tidak hanya bencana bersumber dari dalam bumi, bencana banjir juga terjadi setiap tahun. Sering kali datangnya musim hujan kurang ditanggapi secara kritis oleh masyarakat berisiko, terutama masyarakat DKI Jakarta.
“Cuaca ekstrem dalam bentuk datangnya hujan dengan intensitas tinggi secara mendadak dalam waktu yang singkat, sering ditemui di Indonesia,” imbuhnya.
Di sisi lain, Tri juga memberikan pemaparannya tentang berkembangnya populasi penduduk dunia dan kemajuan teknologi, beragam bencana alam baru kini sudah menjadi tinjauan khusus di Indonesia. Pemanasan global, perubahan iklim, badai magnet, dan penurunan kualitas udara menjadi bencana terbaru pada abad ke-21. Dan rangkaian bencana tersebut kini belum terlalu dirasakan dampaknya. Namun, akan menjadi bencana besar ketika manusia tidak memahami dan mewaspadai hingga menjadi bencana makro.
Karena dalam praktiknya, bencana yang ada tidak hanya selalu terjadi akibat kondisi alam yang natural, akan tetapi ada juga bencana yang terjadi akibat ulah manusia.