JAKARTA, HOLOPIS.COM – Kader Partai Demokrat, Andi Arief menyebut bulan Ramadan tahun ini tak lagi menjadi bulan konsolidasi, melainkan menjadi bulan aksi. Hal itu dapat dilihat dari aksi mahasiswa yang berlangsung secara serentak di seluruh Indonesia pada 11 April 2022 lalu, termasuk tanggal 21 yang rencananya akan digelar aksi unjuk rasa lagi oleh elemen Mahasiswa dan buruh Indonesia.
Menurutnya, aksi demontrasi terkait penolakan wacana penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden tersebut merupakan aksi terbesar di bulan Ramadan sejak tahun 1966 silam.
“Ini aksi terbesar sejak tahun 1966 bahwa terjadi gerakan masa yang cukup besar di bulan puasa. Biasanya bulan puasa itu bulan konsolidasi, tapi ini bulan aksi,” ucap Andi Arief dalam video yang diunggah di akun Twitter pribadinya @andiarief_, Jumat (15/4).
Ia menuturkan, aksi tersebut belum berakhir dan masih akan terus berlanjut, meski Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan tentang tahap-tahapan pemilu.
Hal itu karena, lanjut dia, mahasiswa dan rakyat masih mencurigai adanya unsur-unsur yang ingin melanggengkan ide tersebut. Bahkan, ada yang sampai ingin mewujudkannya.
“Menurut saya belum, karena mahasiswa dan rakyat masih mencurigai, karena respon negara, respon menteri-menteri, respon kekuatan dalam negara itu masih beragam,” ujarnya.
“Respon negara saya kira belum tegas, Pak Jokowi juga belum tegas,” imbuhnya.