JAKARTA, HOLOPIS.COM – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mendorong agar para pelaku industri Syariah bisa lebih merambah ke berbagai generasi, bahkan termasuk generasi milenial dan Gen Z.
Oleh karena itu, penggunaan teknologi digital diniscayakan menjadi solusi untuk mewujudkan industri asurasi syariah ke berbagai level umur termasuk membuat dapat lebih cepat, mudah dan murah.
“Langkah ini sekaligus mampu menggaet konsumen dari generasi milenial dan generasi Z. Terlebih di masa depan, nasabah asuransi, baik individu maupun bisnis, akan semakin mengharapkan layanan yang personal dan mudah disesuaikan dengan kebutuhan,” kata Ma’ruf, Selasa (5/4).
Selain meningkatkan kinerja, Ma’ruf kemudian juga menitikberatkan performa industri asuransi syariah pada peningkatan kualitas SDM. Menurutnya, SDM menjadi salah satu kunci kemajuan sektor asuransi syariah dan industri keuangan syariah secara umum.
“Tidak dapat kita mungkiri, kita masih kekurangan banyak SDM dengan kompetensi ekonomi dan keuangan, sekaligus memahami prinsip-prinsip syariah,” tukasnya.
Dengan adanya SDM yang ahli di bidang ekonomi dan keuangan syariah, Ma’ruf menyakini hal itu akan mampu memajukan industri asuransi syariah di tanah air.
“Antara lain melalui penciptaan produk yang inovatif dan perluasan pangsa pasar baru,” imbuhnya.
Selain itu, Ma’ruf juga mendorong upaya penguatan performa industri asuransi syariah adalah terus menjaga nilai-nilai syariah. Hal ini menurutnya penting untuk menjaga kepercayaan sekaligus meningkatkan keyakinan publik akan keunggulan produk jasa keuangan syariah dibandingkan produk jasa keuangan konvensional.
“Kita bersyukur karena produk-produk jasa keuangan syariah telah menarik konsumen terlepas dari agama dan keyakinannya,” katanya.
“Namun kita belum dapat berpuas diri karena kesadaran publik akan manfaat produk-produk keuangan syariah secara global masih terbilang rendah sehingga masih banyak ruang untuk mendorong pertumbuhan sektor ini,” sambungnya.
Ma’ruf kemudian menambahkan bahwa upaya peningkatan performa industri asuransi syariah juga perlu pemanfaatan instrumen investasi yang bersifat produktif.
“Langkah ini membutuhkan kejelian untuk melihat potensi industri-industri syariah lainnya,” pungkasnya.