JAKARTA, HOLOPIS.COM Salah satu keistimewaan bulan suci Ramadan adalah keberadan salat Tarawih. Karena hanya di bulan tersebut, salat Tarawih bisa dijalankan oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia.

Hukum salat Tarawih adalah sunnah muakkadah artinya sangat dianjurkan di dalam bulan suci Ramadan. Kemudian untuk pengerjaannya dilakukan setelah salat Isya dan dengan munfarid (sendiri) atau berjamaah.

Bahkan di dalam sebuah hadir, manfaat utama dari shalat Tarawih adalah, janji Allah SWT untuk mengampuni seluruh dosa-dosa hamba-Nya yang melaksanakan salat tersebut.

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (متفق عليه)

Artinya, “Barang siapa melakukan shalat (Tarawih) pada Ramadhan dengan iman dan ikhlas (karena Allah ta’âlâ) maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (Muttafaq ‘Alaih).

Selain itu, mabfaat shalat Tarawih adalah ganjaran pahala yang diberikan Allah SWT semalam suntuk. Hal ini berdasarkan berdasarkan hadits Rasulullah saw riwayat at-Tirmdzi, Ibnu Majah dan an-Nasa’i

مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ، كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ

Artinya, “Barang siapa shalat Tarawih bersama imam sampai selesai, maka untuknya dicatat seperti beribadah semalam”.

Tata cara salat Tarawih

  1. Niat

Niat salat Tarawih untuk Imam
أُصَلِّي سُنَّةَ التَّرَاوِيْحَ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatat tarâwîhi rak’ataini mustaqbilal qiblati imâman lillâhi ta’âlâ.

Artinya, “Saya niat shalat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat, menjadi imam karena Allah ta’âlâ.”

Niat salat Tarawih untuk makmum
أُصَلِّي سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatat tarâwîhi rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’mûman lillâhi ta’âlâ.

Artinya, “Saya niat shalat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat, menjadi makmum karena Allah ta’âlâ.”

  1. Melakukan takbiratul ihram, kemudian disunnahkan membaca doa iftitah.

  2. Kemudian membaca suat al-Fatihah lalu dilanjut dengan membaca surat-surat pendek.

  3. Rukuk, kemudian membaca doa rukuk, iktidal.

  4. Sujud dan membaca doa sujud, kemudian duduk di antar dua sujud, lalu judul lagi.

  5. Berdiri lagi dan ulangi nomor 3 sampai 5, lalu tahiyat dan diakhiri dengan salam.

Untuk bilangan jumlah rakaat, setiap madzhab memiliki perbedaan. Namun untuk madzhab Imam Syafi’i, menggunakan bilangan 20 rakaat dengan 10 salam. Hal ini berdasarkan hadist riwayat Imam al Baihaqi dari Ibnu Abbas.

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي فِي شَهْرِ رَمَضَانَ فِي غَيْرِ جَمَاعَةٍ عِشْرِينَ رَكْعَةً وَالْوِتْرَ

Artinya, “Sungguh Nabi Muhammad saw melakukan shalat di bulan Ramadan tanpa berjamaah sebanyak dua puluh rakaat dan (ditambah) shalat witir.”

Ada tiga poin penting yang dapat diambil dari penjelasan Imam an-Nawawi di atas. Pertama, disunnahkan membaca satu juz dari 30 juz Alquran setelah surat al-Fatihah bagi orang-orang yang melakukan shalat tarawih.

Kedua, meskipun salat Tarawih dilakukan dengan 20 rakaat dan dikemas dengan 10 salam, tetap dianjurkan bagi orang yang melakukannya untuk memperindah bacaan-bacaannya. Artinya, membaca satu juz Alquran bukan berarti mengharuskan pembacanya segera menyelesaikan bacaannya. Ia tetap dianjurkan untuk membaca dengan tartil dan memperindah bacaannya.

Ketiga, menghindari bacaan surat yang melebihi satu juz. Poin terakhir ini memberikan warning bahwa bacaan yang banyak (melebihi satu juz) dalam salat Tarawih sangatlah tidak dianjurkan.

Betapa pun membaca Alquran sangat baik, namun jika dibaca terlalu panjang saat salat Tarawih maka sangat tidak dianjurkan.