JAKARTA, HOLOPIS.COMSekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengatakan, bahwa perbedaan penetapan awal Ramadan 1443 H adalah hal yang biasa dalam persoalan ijtihadiyah. Karena perbedaan ini masih dalam tahap khilafiyah dalam praktik peribadatan.

“Perbedaan penetapan awal Ramadhan adalah hal yang biasa sebagaimana khilafiyah dalam melaksanakan ibadah,” kata Mu’ti, Sabtu (2/4).

Karena masih dalam tahapan khilafiyah, ia pun mengajak semua pihak baik yang pro Ramadan 3 April maupun yang 2 April tidak saling menghujat. Apalagi kedua belah pihak memiliki argumentasi dan dasar yang jelas.

“Masyarakat hendaknya saling bertoleransi dan saling menghormati,” ujarnya.

Dijelaskan Mu’ti, bahwa perbedaan dalam tataran khilafiyah tidak perlu dipaksakan untuk menyalahkan argumentasi pihak lain. Akan tetapi bagaimana setiap orang memiliki keyakinan masing-masing dan menjalankannya dengan damai dan khusyuk.

“Perbedaan penetapan bukan soal benar atau salah, menang atau kalah, tapi soal keyakinan dan pilihan,” papar Mu’ti.

Tujuan saling menghormati ini dikatakan Mu’ti agar setiap orang tidak saling menghakimi.

“Agar tumbuh sikap saling memahami, penting sekali memahami sumber dan sebab perbedaan sehingga tidak saling menghakimi,” sambungnya.

Perlu diketahui, bahwa Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan awal 1 Ramadhan 1443 Hijriah jatuh pada hari Sabtu, 2 April 2022.