JAKARTA, HOLOPIS.COM – Hari ini tanggal 30 Maret diperingati sebagai Hari Film Nasional. Sebuah hari yang memiliki sejarah yang cukup panjang. Apalagi perfilman Indonesia saat ini bisa dibilang sedang merajai negara sendiri dengan semakin banyak judul film berkualitas yang banyak peminat.

Hari Film Nasional pertama kali diperingati bersamaan dengan syuting hari pertama film Darah dan Doa di tahun 1950 yang disutradari oleh Bapak Perfilman Indonesia, Usmar Ismail.

Saat itu, film Darah dan Doa diproduksi oleh Perusahaan Film Nasional Indonesia (Perfini) yang didirikan oleh Usmar Ismail.

Sejarah Singkat Darah dan Doa Serta Penetapan Hari Film Nasional

Darah dan Doa menjadi film Indonesia pertama yang diproduksi oleh Indonesia setelah resmi menjadi negara merdeka. Naskah film ditulis oleh penyair, Sitor Situmorang.

Film yang berdurasi 128 menit ini menceritakan seorang kapten bernama Sudarto (Del Juzar). Ia diperintahkan kembali ke pangkalan semula, dari Yogyakarta ke Jawa Barat setelah Yogyakarta diserang dan diduduki pasukan Kerajaan Belanda lewat Aksi Polisionil.

Meskipun telah ditetapkan oleh Dewan Film Nasional dengan Organisasi Perfilman sejak 11 Oktober 1963, peringatan hari film resmi ditetapkan pada tahun 1999.

Peringatan Hari Film Nasional diresmikan melalui Keppres No. 25 Tahun 1999 tentang Hari Film Nasional yang dikeluarkan oleh Presiden ketiga Indonesia, B.J. Habibie.

Adanya peringatan Hari Film Indonesia diharapkan dapat mendorong dunia perfilman agar semakin termotivasi untuk berprestasi dan menaikkan derajat perfilman Indonesia tak hanya secara nasional, tetapi juga internasional.