Lebih lanjut, pria kelahiran Bima, 31 Desember 1956 tersebut menyatakan, bahwa ada 9 hakim konstitusi dan semuanya setara. Ketua MK tidak memiliki hak yang lebih tinggi dari 8 hakim MK yang lain, sehingga publik diharap tidak terpengaruh dengan posisi dia nantinya. Apalagi Anwar Usman berasal dari unsur Mahkamah Agung (MA), bukan dari Presiden dan DPR.
“Saya sudah menjadi hakim sejak 1985, saya tidak pernah takut kepada siapa pun, kecuali kepada Allah SWT. Dan saya hanya tunduk kepada konstitusi, kepada UUD dan segala macam peraturannya. Alhamdulillah, karena saya istikomah, saya masih berdiri di sini,” tegasnya.
Statemen ini perlu disampaikan Anwar Usman saat publik sudah geger dengan rencana dirinya menikah lagi dengan seorang wanita.
“Saya harus hadir saat menjadi trending atau menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Tetapi sekali lagi, apa pun yang terungkap di media sosial, saya tegaskan, saya hanya takut kepada Allah SWT dan konstitusi,” ujar Anwar Usman.
Anwar Usman sangat kaget yang mengaitkan pernikahannya dengan politik. Namun ia menegaskan bahwa pernikahan dirinya nanti dengan Ida Yati tetap akan berjalan dan ia tetap akan mengabdi di MK sebagai hakim hingga masa jabatannya berakhir.
“Ada yang dikait-kaitkan dengan politik, na’uduzbilillah, tidak. Ada yang menunggu jawaban saya mundur. Lo? Gimana? Memaksa saya? Apakah saya harus melawan keputusan Allah? (Menggelengkan kepala) Mengingkari konstitusi? UU? Nggak. Hati saya lembut, selembut salju. Tapi sekalinya bicara, saya mengatakan A, selangkah pun saya tidak akan mundur,” tegasnya.