JAKARTA, HOLOPIS.COM – Nama Fikri Bareno saat ini tengah senter terdengar. Setelah praktik shalat ashar yang nyeleneh di tengah aksi yang katanya membela Islam, hingga posisinya di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat sebagai Wakil Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat kembali disorot.
Kali ini tentang latar belakang Fiki Bareno yang menyerukan perjuangan pendirian negara khilafah islamiyah di Indonesia. Hal ini pernah diutarakan Fikri Bareno sebagai Sekretaris Jenderal ormas Islam Al Ittihadiyah dan dimuat pada tahun 2011 di buletin Al Wa’ie yang merupakan produk propaganda kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) kala itu.
Salah satu yang berkomentar terkait dengan latar belakang Fikri Bareno tersebut adalah akademisi dari President University, Muhammad AS Hikam.
Keberadaan Fikri Bareno menjadi salah satu contoh lemahnya rekrutmen keanggotaan di lembaga yang terkenal sebagai organisasi perkumpulan ulama dan cendekiawan muslim di Indonesia itu.
“Kepengurusan MUI di semua level harus bersih dari ideologi-ideologi anti pancasila, anti UUD 1945, dan anti NKRI,” kata Hikam, Minggu (6/3).
Menteri Ristek era Presiden Gus Dur itu mengingatkan, bahwa MUI harus diisi oleh orang-orang yang memiliki rasa nasionalisme tinggi kepada Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Jika tidak, justru akan menjadi bom waktu, karena MUI masih menjadi poros masyarakat melihat gejolak sosial politik berbasis keagamaan.
“Proses rekrutmen mesti sangat teliti dan menyeluruh. MUI punya posisi dan pengaruh strategis di negeri ini, ingat,” tandasnya.
Fikri Bareno adalah salah satu deretan orang yang menjadi perhatian khusus di organisasi MUI itu. Dimana sebelumnya, beberapa orang di internal lembaga tersebut sempat dicokok oleh tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri. Mereka disangkakan atas keterlibatannya dengan gerakan terorisme di Indonesia.
Ada apa dg MUI? pic.twitter.com/BAwpv515RT
— MUHAMMAD AS HIKAM (@mashikam) March 6, 2022