SIMPANG EMPAT, HOLOPIS.COM – Warga yang tinggal di sekitar Gunung Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, diminta untuk tidak panik. Pasalnya Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengatakan belum ada tanda – tanda erupsi atau letusan dari gunung tersebut.
“Waspada boleh tapi jangan panik. Yang perlu dikhawatirkan adalah bahaya longsor,” kata Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, Minggu (27/2).
Dwikora juga menjelaskan, jika erupsi terjadi maka akan ada proses dan tanda – tandanya terlebih yang akan terus dilakukan monitoring. Selain itu, akan ada informasinya dan radius berapa melalui aplikasi pemantauan yang dilakukan.
“Hingga saat ini belum ada tanda-tanda dan informasi mengenai adanya erupsi Gunung Talamau,” katanya.
“Mengenai ada air sungai yang kering dan berlumpur kemungkinan ada aliran sungai yang tersumbat akibat longsor di kaki Gunung Talamau,” sambungnya.
Oleh karena itu, penyisiran untuk membersihkan tumpukan material di sungai yang ada, harus dilakukan Balai Sungai, BPBD Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
Sebelumnya, gempa terjadi di Kabupaten Pasaman Barat yang bersumber dari daratan dan yng ditakuti adalah terjadinya patahan Sumatera yang melintas di Pasaman Barat, seperti segmen Sianok dan segmen Angola.
“Pusatnya dangkal kalau gempa di darat ini. Namun risikonya cukup tinggi, sehingga banyak rumah masyarakat yang roboh, apalagi bangunan rumah masyarakat tidak sesuai dengan daerah rawan gempa,” kata Dwikora.
Pihaknya akan melakukan survei lebih lanjut terkait dengan dampak gempa. Sesuai dengan kajian keilmuan BMKG, karena ilmu manusia.
“Memang gempa susulan 124 kali terjadi di Pasaman Barat. Namun, kekuatannya semakin melemah. Dari 124 kali itu yang kuat atau terasa hanya 6 kali. Begitu juga dengan potensi patahan di bebatuan semakin melemah, artinya kondisi semakin stabil,” pungkasnya.