JAKARTA, HOLOPIS.COM – Di dalam sejarah peradaban Islam, ada sebuah kisah yang sangat fenomenal dan bahkan tercatat abadi dalam kitab suci Alquran. Ini adalah peristiwa Isra Miraj (Isra Mikraj – ejaan KBBI), sebuah keajaiban peristiwa yang agung dan menjadi cikal bakal dari aktivitas wajib umat Islam yakni menjalankan salat 5 (lima) waktu.
Isra Miraj adalah sebuah peristiwa perjalanan religi yang dialami langsung oleh Rasulullah Muhammad SAW pada tanggal 27 Rajab 621 Masehi atau tahun ke 10 masa kenabian. Dalam peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsha (Palestina). Kemudian dari Masjidil Aqhsa tersebut, Nabi menuju ke Shidratul Muntaha atau tempat tertinggi di mana Rasulullah menghadap langsung secara tatap muka dengan Allah SWT.
Kisah peristiwa perjalanan mulia itu pun disebutkan langsung di dalam Alquran Surat Al Isra ayat 1. Allah SWT berfirman:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Latin : Subḥaanalladii asraa bi’abdihii lailam minal-masjidil-ḥaraami ilal masjidil aqshalladzii baaraknaa haulahuu linuriyahuu min aayaatinaa, innahuu huwas samii’ul bashiiir
Artinya : Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami (Allah) berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al Isra : 1).
Lalu tentang bagaimana gambaran kondisi Rasulullah saat bertemu langsung dengan Allah SWT, juga tertuang di dalam Surat An Najm ayat 13-18. Allah SWT berfirman:
وَلَقَدْ رَاٰهُ نَزْلَةً اُخْرٰىۙ – ١٣
عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهٰى – ١٤
عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوٰىۗ – ١٥
اِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشٰىۙ – ١٦
مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغٰى – ١٧
لَقَدْ رَاٰى مِنْ اٰيٰتِ رَبِّهِ الْكُبْرٰى – ١٨
Latin : Walaqad ra abu nazlatan ukhraa, ‘inda Sidratil Muntaha, ‘indaha jannatul ma waa, idz yaghsyas sidrati ma yaghsyas, maa zaaghal basharu wamaa thagha, laqad ra aaa min aayati rabbihil kubraa.
Arti : Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu’ (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda Tuhannya yang paling besar. (QS. An Najm : 13-18).
Mengapa peristiwa ini dianggap sangat unit dan kemudian sangat mulia. Karena persoalan jarak tempuh dan waktu yang diperlukan pun tak bisa dijelaskan begitu saja. Karena jika diukur menggunakan matematika biasa, tak mungkin Rasulullah melakukan perjalanan sejauh itu dalam waktu satu malam saja.
Perlu diketahui, bahwa jarak antara Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha adalah 1.239 kilometer. Jika hanya melakukan perjalanan dari Makkah ke Yerussalem, maka Rasululah memerlukan waktu sekitar 19 jam dengan asumsi menggunakan kendaraan unta yang memiliki kecepatan berlari maksimal 65 km/jam.
Rumus matematika mencari waktu perjalanan;
Di dalam matematika, untuk mengetahui lama tempuh sebuah perjalanan adalah menggunakan rumus t = s : v. Di mana t (time / waktu), s (space / jarak) dan v (velocity / kecepatan).
Maka, seandainya Rasulullah menggunakan binatang unta dengan kecepatan maksimal 65 km/jam, kemudian menempuh jarak 1.239 km. maka ;
t = s : v
t = 1.239 : 65
t = 19
Sehingga Nabi Muhammad SAW memerlukan waktu 19 jam untuk menempuh perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha Palestina. Dan jika ingin sampai kembali ke rumahnya di Makkah, maka Rasulullah memerlukan 19×2 jam perjalanan atau 38 jam. Lantas, butuh berapa lama pula untuk melakukan perjalanan dari Masjidil Aqsha ke Shidratul Muntaha yang jaraknya tanpa batas itu.
Dengan demikian, inilah yang akhirnya membuat peristiwa Isra Miraj Nabu Muhammad SAW menjadi sangat unik. Dan berdasarkan riwayat banyak kalangan, kendaraan yang ditumpangi Nabi bukanlah kendaraan binatang bumi, melainkan kendaraan langit yang terkenal dengan sebutan Buraq. Bahkan yang bertugas menjadi guide perjalanan besar Rasulullah Muhammad SAW tersebut adalah Malaikat Jibril.
Page: 1 2
JAKARTA - Lorde, seorang penyanyi dan penulis lagu dari Selandia Baru, kembali memikat pendengar dengan…
JAKARTA - Maggie Rogers, seorang penyanyi dan penulis lagu dari Amerika Serikat, kembali memikat pendengar…
KARAWANG – Operasi Lilin Lodaya 2024 yang memantau arus kendaraan di Jalan Tol Jawa Barat…
Siapa yang tak kenal dengan Doraemon, robot kucing lucu dari masa depan yang selalu membantu…
Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi menyoroti vonis yang dijatuhkan oleh majelis hakim…
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan, bahwa dirinya bertekad untuk menjadi pemimpin pemerintahan yang bersih. Namun kata…