JAKARTA, HOLOPIS.COM – Bagi anda yang telah berusia di atas 50 tahun ke atas, disarankan untuk memeriksakan darah di feses sebagai upaya mendeteksi kanker kolorektal.
“Pada pasien yang risikonya menengah atau berusia di atas 50 tahun, maka bisa melakukan skrining secara berkala yakni pemeriksaan darah di kotoran (feses),” kata Dokter Spesialis Bedah Digestif dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia (IKABDI) dr. Nurhayat Usman, (26/2).
Menurut Mayo Clinic dalam webinar bertajuk “Manfaat Deteksi Dini Kanker Usus”, tes darah tinja (FOBT) ini merupakan tes laboratorium yang digunakan untuk memeriksa sampel tinja untuk darah samar. Darah samar dalam tinja dapat mengindikasikan kanker usus besar atau polip di usus besar atau rektum.
Cara lain yang bisa dilakukan selain FOBT, yaitu dengan peneropongan usus besar atau kolonoskopi berkala setiap 5 tahun, lalu setiap 10 tahun untuk peneropongan secara menyeluruh. Kemudian, radiologi yakni barium enema setiap lima tahun atau CT colonography setiap lima tahun.
Orang di atas usia 50 tahun, juga diminta untuk waspada dengan sejumlah tanda lainnya. Seperti, keluarnya darah dari anus dan diare yang terjadi selama enam pekan terakhir.
“Mendiagnosa terhadap kewaspadaan yakni bentuknya, kalau pada tumor usus besar itu keluar darah dari anus. Hal ini harus dicurigai apabila terjadi dalam enam pekan terakhir, disertai diare, keluarnya darah tanpa gejala lain pada usia di atas 60 tahun,” kata Nurhayat.