JAKARTA, HOLOPIS.COM Mantan juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek “Uki” Prayudi menilai, bahwa pembangunan bendungan Bener di Kabupaten Purworejo memiliki tujuan yang sangat baik bagi masyarakat sekitar.

Pun demikian, seluruh rangkaian prosesnya tidak boleh ada yang membuat masyarakat terciderai, sehingga malah menutupi tujuan baik tersebut.

“Soal pembangunan bendungan Bener di desa Wadas yang memiliki tujuan baik, tentu proses pembangunannya jangan sampai mencederai tujuan baik tersebut,” kata Uki, (9/2).

Sebelumnya, aksi kekerasan dan saling gesekan fisik antar warga dan aparat terjadi di desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah.

Konflik tersebut digadang-gadang terjadi karena adanya pro dan kontra antar masyarakat, kemudian ribuan aparat dengan senjata lengkap bahkan tim khusus polisi anjing (K9) diterjunkan dengan tujuan pengamanan.

Sayangnya, beberapa video merekam bagaimana situasi yang ada di desa Wadas berlangsung, mulai dari pemukulan anggota Brimob kepada warga, aksi represif aparat lainnya hingga sempat terjadi intimidasi dan penangkapan beberapa warga ke Mapolres Purworejo.

Seluruh peristiwa dan fakta di lapangan akhirnya mencuat dan menjadi perhatian para pejabat di pemerintah mulai dari Provinsi hinga Pusat.

Ganjar sempat mengharapkan agar masyarakat tetap tenang karena tidak ada peristiwa yang perlu ditakutkan, hal ini lantaran di desa Wadas hanya akan berlangsung pengukuran tanah saja bagi warga yang sudah setuju lahannya digunakan untuk quarry atau tambang batu andesit.

Hingga akhirnya Ganjar terpaksa meluncur ke Purworejo untuk mengatasi persoalan tersebut. Ia mendatangi Mapolres Purworejo untuk melakukan pemantauan langsung sekaligus konferensi pers. Dan di dalam jumpa pers yang ia gelar, Ganjar pun menyampaikan permohonan maaf dan dia menjaminkan diri sebagai orang yang bertanggungjawab atas peristiwa tersebut.

“Bapak Ibu yang sangat saya hormati. Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat, wabil khusus masyarakat Purworejo, wabil khusus masyarakat Desa Wadas. Saya minta maaf dan saya yang bertanggung jawab,” kata Ganjar Pranowo.

Kemudian, selanjutnya Ganjar akan melakukan dialog kembali dengan seluruh warga baik yang pro maupun yang kontra terhadap pertambangan batu andesit di desa Wadas yang akan dilakukan nantinya. Dialog antara warga sekaligus pendamping hukum mereka tersebut dikabarkan akan difasilitasi oleh Komnas HAM RI.

Hanya saja, Komnas HAM RI bersedia menjembatani dialog tersebut jika Pemprov Jawa Tengah bersama dengan pihak terkait bisa memberikan alternatif solusi yang baik untuk kebaikan semua pihak, baik kepada mereka yang pro maupun kontra.

Hal ini seperti yang disampaikan oleh Komisioner Komnas HAM bidang pendidikan dan penyuluhan, Beka Ulung Hapsara.

“Gubernur Jawa Tengah, BBWS Serayu Opak dan pihak terkait menyiapkan alternatif solusi terkait permasalahan penambangan batu andesit di Desa Wadas untuk disampaikan dalam dialog yang akan difasilitasi oleh Komnas HAM,” kata Beka.