JAKARTA, HOLOPIS.COM – Tifatul Sembiring kena semprot anaknya sendiri, yakni Fathan Asadudin Sembiring gara-gara membela Edy Mulyadi soal “Kalimantan tempat jin membuang anak”.
Fathan menyarankan agar ayahnya itu tak berbicara yang justru membuat blunder diri sendiri.
“Mingkem gitu Beh, mingkem. Politik di Indonesia itu sudah tidak perlu keisengan-keisengan begini. What’s the point?,” kata Fathan, (25/1).
Ia mengingatkan kepada ayahnya itu agar sadar diri dan paham situasi sosial politik generasi saat ini. Tidak bisa serta merta melontarkan istilah-istilah yang justru berpotensi mendiskreditkan wilayah maupun orang lain sekenanya, apalagi melalui spektrum media sosial.
“Untuk generasi beliau, memang lontaran-lontaran begitu dipandang tidak masalah. Beliau lupa kalau sudah bukan jamannya lagi begitu, ada media sosial. Wong dia Menterinya dulu, kok masih coba-coba,” ujarnya.
Ia khawatir pula, justru statemen Tifatul bisa semakin menyulut kemarahan masyarakat luas, khususnya orang-orang yang ada di Kalimantan.
“Suasana kebatinan masyarakat Indonesia di tengah-tengah pandemi begini sedang tidak baik-baik saja. Janganlah dikasih minyak untuk mengguyur bara, apalagi spesifik soal kedaerahan, wajar kalau siapapun yang berasal dari Kalimantan makin tersinggung,” tutur Fathan.
Apapun dalih yang digunakan oleh Edy Mulyadi tidak bisa digunakan untuk pembenaran. Karena sepanjang dirinya berkarir, justru ia menilai bahwa Kalimantan memiliki keistimewaan tersendiri.
“Kegiatan saya sebagai konsultan bisnis dan manajemen banyak membuat saya pergi ke Kalimantan, paling sering ke Kalbar. Kalimantan adalah masa depan Indonesia,” tandasnya.
Persoalan pro dan kontra terhadap Undang-Undang Ibu Kota Negara (UU IKN) yang telah dibahas dan diketok-palu oleh DPR RI pada 18 Januari 2022 lalu, Fathan tak mempersoalkan. Hanya saja, ia sarankan agar penolakan perlu dibangun dengan konstruksi argumentasi yang baik dan kuat, bukan hanya sekedar umpatan yang tidak perlu.
“Terlepas dari ajaibnya UU IKN kemarin, fokuslah lontaran kritis ke soal itu, bukan soal keisengan dengan membela entah siapa itu eks Caleg, dan kemudian ini yang ditangkap, diingat, dan memiliki jejak digital oleh masyarakat luas. Koplak,” pungkasnya.
Tifatul Sembiring Bela Edy Mulyadi
Perlu diketahui, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sekaligus mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Tifatul Sembiring mengatakan, bahwa apa yang disampaikan Edy Mulyadi bukanlah sebuah penghinaan.
Bahkan ia menganggap kalimat ‘tempat jin buang anak’ merupakan istilah yang berarti bahwa lokasi tersebut sangat jauh dan sepi.
“Enggak ada kalimat menghina, enggak ada! yang menghina yang mana?” Tanya Tifatul, Senin (24/1).
Kemudian Tifatul menambahkan bahwa kalimat tersebut kerap dilontarkan masyarakat Jakarta sehari-hari untuk menunjukkan bahwa lokasi itu sangat jauh dari keramaian dan sepi.
Sehingga menurutnya, pernyataan Edy Mulyadi tersebut lekat dengan masyarakat Betawi.
“Saya lama di Jakarta dan bergaul dengan orang Jakarta dan Betawi. Jadi ‘tempat jin buang anak’ saya tanya ke tokoh-tokoh Betawi, apa artinya? Tempat sepi, jauh, seram, itu maknanya tiga itu, bukan tempat jorok,” ungkapnya dalam penjelasan yang diberikan, dilansir Terkini.id.
“Saya kan tinggal di Depok sekarang, dulu di Tanah Abang. Waktu saya pindah ke Depok kata temen-temen ‘elu mau pindah ke tempat jin buang anak?’ Jadi tidak ada konotasi penghinaan, terus apalagi yang dipersoalkan. Beliau juga sudah kita imbau minta maaf dan sudah minta maaf,” sambung Tifatul.