JAKARTA, HOLOPIS.COM – Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Riden Hatam Aziz menilai, sikap manajemen GS Battery terhadap para pekerjanya sangat tidak adil.
Ia menilai bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap para karyawan yang juga anggota dari Serikat Pekerja Aneka Industri (SPAI-FSPMI) tersebut adalah bentuk pelanggaran hubungan industrial dan pemberengusan demokrasi.
“Ada tekanan manajemen dengan ketidaksukaan mereka hadirnya pada FSPMI di GS Battery, endingnya ketua dan pengurus lainnya di-PHK. Lainnya dilakukan diskriminasi yang tidak fair, bahkan bagian produksi dipindah ke bagian kebun atau taman,” kata Riden dalam konferensi persnya, Kamis (6/1).
Pembelaan organisasi kepada para anggotanya itu adalah sebuah sikap yang benar. Karena apa yang dialami oleh para anggotanya tidak akan membuatnya tinggal diam.
“Hakikinya organisasi buruh adalah pembelaan terhadap anggotanya apalagi ini sampai PHK,” ujarnya.
Oleh karena itu, Riden menyatakan bahwa mulai tanggal 18 Januari 2022 mendatang, pihaknya akan menggelar aksi besar-besaran di kantor dan seluruh gerai penjualan aki GS Battery.
Di sana, mereka akan melakukan kampanye total agar masyarakat memboikot produk aki yang diproduksi oleh bagian dari usaha PT Astra Internasional itu.
“Kami akan melakukan kampanye besar-besaran. Bentuknya unjuk rasa di Astra Otoparts, tanggal 18 Januari 2022,” jelasnya.
“Kenapa aksi di Astra Otoparts, karena GS Battery ini adalah bagian dari perusahaan Astra Otoparts. Dan kami juga akan aksi di Astra Internasional,” sambung Riden.
Ditegaskan Riden, kampanye boikot GS Battery ini sudah sangat tepat sebagai bentuk kecaman FSPMI terhadap sikap perusahaan yang dinilai mendzalimi para buruhnya.
“Kampanye boikot GS Battery, ini karena telah mendzalimi karyawannya yang telah membentuk serikat pekerja. Kami akan aksi di Semarang dan Karawang. Di karawang karena manajemen GS Battery ada di Karawang,” paparnya.