Sabtu, 21 September 2024
Sabtu, 21 September 2024

Sejarah Brimob, Unit Paramiliter Polri Tertua dan Berkemampuan Khusus

JAKARTA, HOLOPIS.COM Brimob adalah akronim dari Brigade Mobil, sebuah satuan unit tertua yang ada di tubuh Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Berdasarkan penelusuran sejarah, sebelum namanya menjadi Brimob yang dikenal saat ini, ternyata satuan paramiliter Polri ini memiliki nama berbahasa jepang, yakni Tokubetsu Keisatsutai yang artinya Pasukan Polisi Istimewa. Tugas utama satuan Polisi Indonesia ini adalah untuk melucuti senjata tentara Jepang, kemudian melindungi Kepala Negara dan mempertahankan ibu kota.

Bahkan unit Pasukan Polisi Istimewa ini ikut pula bertempur di dalam peristiwa 10 November 1945 di Surabaya kala itu. Pasukan tersebut dipimpin oleh Inspektur Polisi I Mochammad Jasin, mereka bertempur melawan tentara sekutu.

Atas dedikasinya yang luar biasa, Pasukan Polisi Istimewa ini diganjar oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, yakni Ir Soekarno dengan lencana Sakanti Yana Utama. Ini adalah sebuah anugerah dan penghargaan tertinggi dan yang pertama dalam sejarah Kepolisian Republik Indonesia.

Tokubetsu Keisatsutai berubah nama jadi Mobrig

Pada tanggal 14 November 1946, Perdana Menteri Sultan Sjahrir meresmikan nama Mobil Brigade (Mobrig) sebagai pengganti dari Tokubetsu Keisatsutai atau Pasukan Polisi Istimewa. Dan tanggal tersebut akhirnya ditetapkan sebagai Hari Jadi Korps Baret Biru.

Memang secara khusus, Mobrig ini diciptakan untuk menghadapi tekanan politi dari tentara dan sebagai pelindung terhadap upaya kudeta yang melibatkan satuan-satuan militer saat itu. Banyak upaya penanggulangan gerakan separatisme dan upaya kudeta pun dilakukan oleh Mobrig ini.

Pada tahun 1948, Mobrig di bawah komando Inspektur Polisi I Mochammad Jasin dan Inspektur Polisi II Imam Bachri bekerjasama dengan TNI untuk melakukan operasi penumpasan para pelaku kejahatan separatisme di Madiun dan Belitar Selatan. Operasi tersebut dikenal dengan sebutan Operasi Trisula.

Selain itu, Mobrig juga diterjunkan untuk melakukan perlawanan terhadap gerakan separatisme dari kelompok Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Jawa Barat yang dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan (SM) Kartosoewirjo, kemudian DI/TII di Sulawesi Selatan Pimpinan Kahar Muzakar dan DII/TII Aceh pimpinan Daud Beureueh.

Selain penumpasan terhadap DI/TII, Mobrig juga banyak diterjunkan untuk melakukan penumpasan terhadap para pemberontak di beberapa wilayah di Indonesia. Di mana pada tahun 1950, unit elit Polri ini diterjunkan ke Kota Bandung untuk menghadapi aksi penyerbuan dan pemberontakan dari pasukan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) pimpinan Kapten Raymond Westerling. Kemudian ada juga pemberontakan di Sulawesi Selatan pimpinan Andi Azis. Selanjutnya, mereka juga menghadapi upaya separatisme dengan munculnya proklamasi Republik Maluku Selatan pimpinan Dr Soumokil pada 23 April 1950, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Mobrig berubah jadi Brimob

Kemudian, pada tanggal 14 November 1961, Presiden Soekarno pun menganugerahkan Pataka Nugraha Sakanti Yana Utama. Dan pada momentum itu pula, nama Mobrig diubah menjadi Brigade Mobil atau Brimob. Nama inilah yang dikenal sampai saat ini.

Banyak peristiwa yang melibatkan Korps Brimob. Salah satunya adalah pada tahun 1963, mereka terlibat di dalam peristiwa konfrontasi dengan Malaysia. Kemudian pada tahun 1975 terlibat pula dalam upaya aneksasi Timor Timur.

Gegana dan Pelopor

brimob
Korps Brimob saat melakukan pertunjukan kemampuan di hadapan Warga Kehormatan Korps Brimob Polri Prabowo Subianto di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. [foto : Dokumen Tim Media Prabowo]
Di dalam Korps Brimob saat ini terdapat dua cabang spesialis. Antara lain Gegana dan Pelopor. Keduanya memiliki tugas khusus yang berbeda, walaupun secara umum masing-masing dari mereka memiliki kemampuan taktikal sebagai unit kepolisian khusus.

Brimob Gegana bertugas untuk melaksanakan tugas-tugas operasi kepolisian khusus yang lebih spesifik seperti: Penjinakan Bomb (Bomb Disposal), Penanganan KBR (Kimia, Biologi, dan Radioaktif), Anti-Terror (Counter Terrorism), dan inteligensi.

Sementara, Brimob Pelopor bertugas untuk melaksanakan tugas-tugas operasi kepolisian khusus yang lebih luas dan bersifat Paramiliter seperti: Penanganan Kerusuhan/Huru-Hara (Riot control), Pencarian dan Penyelamatan (SAR), Pengamanan instalasi vital, dan operasi Gerilya serta pertempuran hutan terbatas.

Kemampuan taktikal yang dimiliki oleh Korps Brimob antara lain ; kemampuan dalam tugas-tugas pembebasan sandera di area-area perkotaan (urban setting), Penggerebekan kepada kriminal bersenjata seperti terroris atau seperatis, dan operasi-operasi lainya yang mendukung kinerja kesatuan-kesatuan kepolisian umum.

Brimob di bawah kewenangan Polda

Dan saat ini, Brimob ditempatkan di bawah kewenangan Kepolisian Daerah (Polda) di seluruh Provinsi di Indonesia. Semenjak tahun 1992 Brimob pada dasarnya adalah organisasi yang dilatih dan diorganisasikan dalam kesatuan-kesatuan. Brimob memiliki kekuatan sekitar 12.000 personel.

Brigade ini fungsi utamanya adalah sebagai korps untuk menanggulangi situasi darurat, yakni membantu tugas kepolisian kewilayahan dan menangani kejahatan dengan tingkat intensitas tinggi yang menggunakan senjata api dan bahan peledak dalam operasi yang membutuhkan aksi yang cepat.

Mereka diterjunkan dalam operasi pertahanan dan keamanan domestik dan telah dilengkapi dengan perlengkapan anti huru-hara khusus. Mereka telah dilatih khusus untuk menangani demonstrasi massa.

Semenjak huru-hara yang terjadi pada bulan Mei 1998, Pasukan Anti Huru-Hara (PHH) kini telah menerima latihan anti huru-hara khusus, dan terus menerus melakukan pembaharuan dalam bidang materi pelaksanaan PHH.

Beberapa elemen dari Brimob juga telah dilatih untuk melakukan operasi lintas udara. Dan juga sekarang sudah melakukan pelatihan SAR (Search And Rescue).

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Rekomendasi

berita Lainnya
Related

Sejarah Hari Perdamaian Internasional 21 September

Pada tanggal 21 September setiap tahunnya, masyarakat dunia memperingati Hari Perdamaian Internasional atau International Day of Peace. Peringatan ini bukan hanya sekadar hari untuk memperingati perdamaian, tetapi juga memiliki makna mendalam.

Hari Perhubungan Nasional 17 September, Begini Sejarahnya

Setiap tanggal 17 September, Indonesia memperingati Hari Perhubungan Nasional atau yang biasa disebut Harhubnas. Peringatan ini merupakan momentum penting bagi kita untuk merefleksikan dan mengapresiasi peran vital sektor perhubungan dalam mendukung pembangunan nasional.

Hari Palang Merah Nasional 17 September, Begini Sejarahnya

Hari Palang Merah Nasional diperingati setiap tanggal 17 September, yang pertama kali diresmikan dan diketahui oleh Drs. Mohammad Hatta pada tahun 1945.
Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

Berita Terbaru