SINTANG, HOLOPIS.COM – Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat memakan korban jiwa hingga dua orang dinyatakan meninggal dunia.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, banjir yang terjadi sejak kamis lalu, membuat dua orang warga di kecamatan yang berbeda tersebut kemudian meninggal.
“Satu orang yang meninggal dunia ditemukan di Kecamatan Tempunak dan satu lainnya di Kecamatan Binjai, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat,” kata Abdul dalam keterangan tertulis, Jumat (5/11).
Abdul kemudian tidak merinci lebih jauh mengenai nama nama korban yang meninggal tersebut. Dia malah menjelaskan situasi banjir yang merendam 12 kecamatan dengan ketinggian mencapai 300 sentimeter.
“Banjir terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi sejak dua pekan terakhir dan merendam 12 kecamatan,” jelasnya.
Adapun 12 kecamatan yang masih terendam banjir yaitu Kecamatan Kayan Hulu, Kecamatan Kayan Hilir, Kecamatan Binjai Hulu, Kecamatan Sintang, Kecamatan Sepauk, Kecamatan Tempunak, Kecamatan Ketungau Hilir, Kecamatan Dedai, Kecamatan Serawai, Kecamatan Ambalau, Kecamatan Sei Tebelian dan Kecamatan Kelam Permai.
“Jumlah warga yang terdampak sebanyak 24.522 KK (87.496 jiwa). Selain itu, sebanyak 21.000 unit rumah, sarana tempat ibadah, dan 5 unit jembatan juga terdampak banjir,” bebernya.
Hingga saat ini, ditambahkan Abdul, kondisi di jalan lintas provinsi – kabupaten masih tidak bisa dilewati untuk kendaraan disebabkan ruas jalan masih digenangi banjir. Selain itu, akses listrik dan komunikasi dilapangan masih terkendala.
Pemerintah Kabupaten Sintang pun diketahui telah menetapkan status tanggap darurat banjir, yang berlaku pada 19 Oktober hingga 16 November 2021.
“Hasil kajian dari InaRISK, Kabupaten Sintang memiliki potensi risiko banjir sedang hingga tinggi. Kejadian banjir ini merupakan fenomena berulang apabila tidak ditindaklanjuti dengan pengelolaan risiko secara baik,” ungkapnya.