JAKARTA, HOLOPIS.COM Demi terlaksananya pembangunan Ibu Kota Negara Baru (IKN), Presiden Jokowi meminta bantuan investasi kepada Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ).

Hal tersebut disampaikan dalam kunjungan kenegaraan Jokowi di tiga negara, yakni salah satunya Abu Dhabi tersebut.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan, Jokowi dan Putra Mahkota MBZ telah menghasilkan komitmen memperkuat kerja sama dan kemitraan dalam pembangunan ibu kota baru. Kedua pemimpin sepakat untuk menindaklanjuti secara intensif berupa pertemuan-pertemuan pada tingkat teknis.

“Beliau mengarahkan untuk terus diintensifkan khusus membahas mengenai pembangunan ibu kota baru,” kata Retno, Rabu (3/11).

Selain itu kedua pemimpin juga membahas berbagai macam isu termasuk masalah kerja sama di bidang energi terbarukan, pembangunan ibu kota baru, investasi, dan perdagangan. Isu lain yang dibahas kedua pemimpin yakni mengenai travel corridor arrangement (TCA).

Indonesia telah memiliki TCA dengan PEA sejak 29 Juli 2020 yang merupakan salah satu TCA pertama yang dimiliki Indonesia pada masa pandemi. Menurut Menlu, dengan adanya vaksin dan platform-platform perlindungan, maka TCA ini harus diperkuat.

“Oleh karena itu, kedua belah pihak telah sepakat untuk memperkuat TCA dengan saling pengakuan sertifikat vaksin dan juga integrasi platform perlindungan perjalanan,” tukasnya.

Sementara itu, dalam pertemuan tersebut, Jokowi kemudian menyampaikan undangan khusus kepada Putra Mahkota untuk hadir sebagai tamu pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali tahun 2022 mendatang saat Indonesia memegang presidensi G20.

“KTT G20 tahun depan akan diselenggarakan di Bali 30-31 Oktober 2022. Saya telah berencana mengundang Yang Mulia sebagai tamu presidensi Indonesia tahun depan. Saya sangat berharap Yang Mulia dapat menerima undangan saya ini,” kata Presiden Jokowi.

Di hadapan Pangeran MBZ, Jokowi menjelaskan bahwa presidensi G20 Indonesia tahun 2022 akan mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger“. Selama presidensi, Indonesia juga akan memberikan perhatian terhadap sejumlah isu yaitu digitalisasi dan transisi energi untuk memastikan ketersediaan teknologi bersih yang terjangkau bagi semua, keuangan inklusif khususnya bagi UMKM, perempuan, dan kelompok marginal, serta investasi untuk ekonomi hijau dan berkelanjutan.