JAKARTA, HOLOPIS.COMPakar epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) dr Pandu Riono menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang memerintahkan agar tarif maksimal Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) bisa ditekan.

“Terima kasih Pak Jokowi sudah turunkan biaya tes PCR,” kata Pandu Riono, Rabu (27/10).

Menurut tokoh kesehatan yang terkenal dengan julukan “Juru Wabah” tersebut, kebijakan pemerintah ini adalah batu loncatan pertama untuk menertibkan layanan kesehatan publik yang ada.

“Ini langkah pertama, untuk menata layanan tes di Indonesia,” ujarnya.

Dengan adanya pembatasan harga maksimal untuk RT-PCR ini, ia berharap ada gejolak produksi dalam negeri terhadap kebutuhan ketersediaan alat swab ini demi menekan harga.

“Kemandirian dalam produksi reagen, vtm (viral transport medium) dan alkes perlu dipercepat agar harga bisa lebih terjangkau,” tandasnya.

Tidak hanya itu, dr Pandu juga berharap agar Kementerian Kesehatan bisa melakukan pengawasan secara menyeluruh terhadap laboratorium yang mengerjakan swab tes PCR ini.

“Perlu pengawasan lab yang terstandar oleh Kemenkes. Kita pasti bisa,” pungkasnya.

Perlu diketahui, bahwa pemerintah melalui Direktorat Pelayanan Kesehatan di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK 20.20/I/3843/2021 tentang Batas Tarif Tertinggi Pemeriksaan RT-PCR.

Di dalam SE yang diteken oleh Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Abdul Kadir pada tanggal 27 Oktober 2021 tersebut, termaktub batas maksimal tarif RT-PCR, yakni ; untuk wilayah pulau Jawa dan Bali sebesar Rp275.000. Sementara untuk harga di luar pulau Jawa dan Bali adalah Rp300.000.