JAKARTA, HOLOPIS.COM Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria menyampaikan, bahwa Pemprov DKI Jakarta masih menunggu hasil survei dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menentukan, apakah Upah Mimpin Provinsi (UMP) 2022 nanti akan ada kenaikan atau tidak.

“Setiap tahun kan kalau kita bicara kenaikan UMP, itu memang selalu naik. Tapi kan kita lihat situasinya,” kata Riza kepada wartawan di Jakarta, Selasa (26/10).

Hal ini dikatakan Riza karena situasi nasional sedang pandemi Covid-19, sehingga secara langsung berdampak pula pada sektor ekonomi, khususnya manufaktur.

“Sekarang kan masih pandemi, tentu kita juga melihat kemampuan para pengusaha. Pengusaha kan banyak juga sekarang yang berat,” ujarnya.

Sekilas perlu diketahui, bahwa Dewan Pimpinan Wilayah Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) DKI Jakarta bersama dengan beberapa federasi yang lainnya mendesak agar UMP 2022 naik menjadi 10 persen. Atau harapannya UMP nanti nominalnya adalah Rp5.305.000.

Mendapati tuntutan dari elemen buruh tersebut, Riza menyatakan tetap akan menjadikan masukan mereka sebagai bahan tambahan untuk penentu kenaikan UMP 2022 nanti.

“Semua aspirasi buruh, pekerja, karyawan maupun ASN sekalipun tentu kami sikapi secara baik, secara bijak. Yang penting harus proporsional, adil bagi seluruh pihak, adil bagi buruh, adil bagi pengusaha dan adil bagi pemerintah,” tegasnya.

Ada beberapa serikat buruh yang meggelar aksi unjuk rasa di depan balaikota DKI Jakarta pada hari Selasa siang. Mereka antara lain ; KSPI, FSPMI, Federasi FARKES-R, FSP KEP KSPI dan SPN.

Dalam aksinya, mereka menuntut kenaikan UMP 2022 dengan nilai 10 persen, atau senilai Rp5.303.000. Hal ini dikatakan mereka berdasarkan hasil survei berdasarkan KHL (Kebutuhan Hidup Layak).

“Kenapa kita minta UMP naik, karena upah adalah urat nadi kita. Karena ketika dikatakan upah, di situ orang lihat hidup kita layak atau tidak. Teman-teman melakukan survei KHL (kehidupan hidup layak), hasilnya UMP 2022 seharusnya sebesar Rp5.305.000,” kata Ketua DPW KSPI DKI, Winarso.