Sabtu, 21 September 2024
Sabtu, 21 September 2024

Demam Korea ‘Hallyu’, Tak Cuma Lestarikan Budaya Namun Dongkrak Ekonomi

Larisnya Kosmetik Korea Selatan

Industri kebudayaan Korea Selatan mampu menghasilkan berbagai macam produk yang sekiranya dapat dijadikan sebagai komoditas ekspor, antara lain animasi, film, drama, musik, dan game online.

Produk – produk tersebut menjadi komoditas ekspor baru yang diharapkan dapat diterima oleh masyarakat dunia dan mampu meningkatkan perekonomian Korea Selatan. Hasil dari industri kebudayaan Korea Selatan tersebut kemudian disebut dengan nama Hallyu/Korean Wave.

Pada tahun 2000’an, Korea Selatan membuktikan bahwa mereka mampu meningkatkan kekuatan ekonomi mereka pasca krisis dengan ekspor produk kebudayaannya bukan hanya fokus terhadap industri manufaktur, industri otomotif, dan industri kimia. Korea Selatan juga mengembangkan ekspornya dalam industri yang menghasilkan produk-produk konsumsi seperti fashion dan kosmetik sebagai komoditas industri baru.

Perkembangan industri kosmetik di Korea Selatan ini tidak lepas dari sejarah gaya hidup penduduk Korea Selatan baik itu pria maupun wanita.

Penduduk Korea Selatan sejak dulu diketahui sangat terobsesi dan memperhatikan kecantikan baik itu perawatan kulit wajah, kulit tubuh, serta pakaian yang dikenakan, sehingga bagi masyarakat Korea Selatan produk kecantikan dan penampilan merupakan suatu kebutuhan yang esensial.

Pada masa Kerajaan Goryeo (tahun 918-1392M) hingga pada masa Dinasti Jeoseon, wanita Korea Selatan memiliki standar kecantikan dengan riasan kulit muka bercahaya tanpa por-pori dan pipi yang merona, serta memiliki bentuk alis melengkung, kemudian pada masa Dinasti Jeoseon standar kecantikannya meningkat menjadi mewah baik itu riasan muka, tatanan rambut, dan aksesoris. Hal ini dikarenakan pada masa Dinasti Jeoseon memberikan kebebasan lebih terhadap penampilan wanitanya.

Kosmetik Korea Selatan terkenal menggunakan bahan-bahan tradisional dan organik tanpa pengawet seperti biji-bijian, benih, dan tumbuh-tumbuhan alami. Pada masa Tiga Kerajaan, kebiasaan mencuci muka, menyisir rambut, memakai bedak dan berpenampilan rapi merupakan hal yang wajib dilakukan bangsawan baik itu pria maupun wanita sebelum keluar rumah.

Warga Korea Selatan sangat menyukai kulit berwarna terang, karena ketika kulit mereka berwarna gelap merupakan lambang dari kemiskinan. Tahun 1916, bubuk kosmetik pertama kali di produksi di Korea Selatan, dinamakan Bakgabun.

Bakgabun meraih popularitas yang sangat tinggi hingga per harinya mampu terjual dengan jumlah 50.000 buah. Setelah masa Bakgabun pada tahun 1960- 1970an, industri kosmetik Korea Selatan mengalami perkembangan dengan diproduksinya foundation, eyeliner, mascara, lipstick, serta pomade/minyak rambut bagi pria.

Industri kosmetik Korea Selatan mengalami perkembangan pesat semenjak tahun 2000’an, bahkan menguat pada tahun 2006 dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan melihat permintaan konsumen yang terus meningkat serta semakin terkenalnya produk-produk kecantikan Korea Selatan di dunia internasional.

Perkembangan industri kosmetik Korea Selatan didukung dengan hadirnya 3 perusahaan kosmetik terbesar yaitu Amore Pacific Corp, Coreana, serta LG Household and Healtcare Ltd yang selalu melakukan inovasi dalam pengembangan produknya. Mereka berusaha memproduksi kosmetik dengan manfaat premium namun sebisa mungkin memiliki harga terjangkau.

Pada tahun 2006, industri kosmetik Korea Selatan mengalami peningkatan permintaan pasar signifikan sebesar 10,4% setiap tahunnya pada pasar dalam negeri. Seperti yang telah diketahui bahwa perempuan-perempuan Korea Selatan sangat peduli dan terobsesi dalam perawatan wajah dan tubuhnya sejak dulu, mereka rela mengeluarkan uang dua kali lebih besar dibandingkan wanita dari negara lain dalam hal merawat diri.

Begitupula dengan laki-laki Korea Selatan juga mengeluarkan uang lebih banyak daripada lelaki negara lain untuk urusan penampilan baik itu kosmetik maupun fashion. Tahun 2012 nilai ekspor produk kecantikan Korea Selatan mencapai angka US$1 miliar.

Angka tersebut semakin meningkat setiap tahunnya sesuai dengan permintaan konsumen yang semakin tinggi baik dari konsumen domestik maupun internasional. Tahun 2014-2015 nilai ekspor berada pada jumlah yang semakin tinggi yaitu masing-masing US$1,91 miliar dan US$2,64 miliar.

Kesuksesan produk kecantikan Korea Selatan di dunia internasional didukung dengan berbagai inovasi-inovasi yang dilakukan produsen demi memanjakan dan memenuhi kebutuhan konsumen dari berbagai negara.

Beberapa bentuk inovasinya adalah dengan hadirnya BB cream, cushion compacts, sheet mask, eye mask, exfoliator, dan lain sebagainya. Dalam tradisi wanita Korea Selatan sangat rajin dalam merawat wajahnya, setidaknya ada 10 langkah efektif merawat wajah pada malam hari yaitu cleansing oil (minyak pembersih), facial cleanser (pembersih wajah), face peeling/exfoliator (mengangkat sel kulit mati dipakai seminggu 2x), toner (menyegarkan dan menyeimbangkan pH wajah), essence (memperbaharui sel-sel wajah), serum (anti aging dan mengurangi jerawat), sheet mask (untuk memberikan vitamin sesuai dengan kebutuhan wajah), eye cream (mencegah timbulnya garis halus di sekitar mata), emultion (mengatasi masalah wajah sesuai dengan kebutuhan), night cream (untuk melembabkan dan mencerahkan wajah selama semalaman).

Sedangkan untuk perawatan pada pagi atau siang hari lebih singkat terdiri dari facial wash (sabun cuci muka), toner, essence, serum, day cream, serta sunscreen (tabir surya untuk melindungi dari sengatan sinar matahari) dilanjutkan dengan menggunakan produk make up harian seperti BB cream atau BB cushion, bedak, eyeshadow, lipstick, dan sebagainya.

BB cream sendiri merupakan produk untuk perawatan wajah yang berfungsi untuk melembabkan dengan kandungan berbagai vitamin, memberikan perlindungan dari sinar UV, menyamarkan noda di wajah, serta mampu menjadi alas bedak ringan tanpa harus memakai foundation. Setelah produk BB cream yang sangat mendongkrak industri kosmetik Korea Selatan di mata dunia, pada tahun 2010an mereka mengeluarkan produk baru yang bernama cushion compact.

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Rekomendasi

berita Lainnya
Related

Fenomena FOMO dan Permintaan Pinjol di Tengah Gemparnya Konser Coldplay

HOLOPIS.COM, JAKARTA - Fenomena FOMO dikhawatirkan Kembali terjadi jelang...

Budaya Ngopi Jadi Pilihan Gaya Hidup Kekinian

HOLOPIS.COM, JAKARTA - Kopi dan Coffee-shop merupakan komoditas budaya...

INDEPTH : Teknologi Layanan Streaming yang Ubah Dunia Industri Global

Teknologi streaming yang telah mengubah dunia ini diharapkan bisa menjadi alat untuk mencapai sesuatu yang lebih positif, seperti menyebarkan kebaikan, informasi yang bisa membantu sesama, ...
Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

Berita Terbaru